Jakarta (ANTARA News) - "Jika saya masih anak-anak ketika kata-kata `emansipasi` belum ada bunyinya, belum berarti lagi bagi pendengaran saya, karangan dan kitab-kitab tentang kebangunan kaum putri masih jauh dari angan-angan saya, tetapi di kala itu telah hidup di dalam hati sanubari saya satu keinginan yang kian lama kian kuat, ialah keinginan akan bebas, merdeka, berdiri sendiri."
Demikian kutipan kalimat yang ditulis Kartini dalam suratnya kepada Nona Zeehandelaar, pada 25 Mei 1899 atau sekitar 110 tahun lalu. Suatu harapan seorang perempuan muda yang menginspirasi bangsa Indonesia untuk meletakkan derajat kaum perempuan sejajar dan sederajat dengan kaum lelaki dalam menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.
Cita-cita dan mimpi Raden Ajeng Kartini yang lahir pada 21 April 1879 dan meninggal pada 17 September 1904 itu, kini sudah terwujud dan terlihat sangat nyata di berbagai sektor kehidupan.
Tidak ada lagi batas perbedaan antara pria dan wanita untuk mengikuti, melakukan dan menekuni suatu pekerjaan, pendidikan dan jabatan tertentu baik di dalam keluarga, masyarakat bahkan di lingkup negara.
Sektor pendidikan yang menjadi penekanan Kartini untuk memajukan kaum perempuan, sudah lama tidak lagi didominasi oleh kaum pria. Hal ini membuat kaum perempuan Indonesia saat ini memiliki peranan yang sangat maju di berbagai bidang pekerjaan dan kehidupan.
Kartini seakan membuktikan bahwa kemajuan kaum perempuan Indonesia juga berperan besar bagi kemajuan negara dan masyarakat Indonesia, seperti kalimat yang ditulisnya dalam surat kepada Nyonya Van Kool pada Agustus 1901.
"Alangkah besar bedanya bagi masyarakat Indonesia bila kaum perempuan dididik baik-baik. Dan untuk keperluan perempuan itu sendiri, berharaplah kami dengan harapan yang sangat supaya disediakan pelajaran dan pendidikan, karena inilah yang akan membawa bahagia baginya."
Dari surat-surat kepada teman-temannya, yang dikumpulkan oleh J.H. Abendanon dan diberi judul Door Duisternis tot Licht yang artinya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya" dan buku terbitan Balai Pustaka pada 1922 serta buku Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane pada 1938 Kartini, tergambar bahwa Kartini adalah seorang perempuan pribumi yang memiliki pemikiran-pemikiran untuk mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa.
Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Namun, perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.
Mimpi Ibu Ani Yudhoyono
Terilhami untuk terus melanjutkan perjuangan, mimpi dan cita-cita Kartini, kemajuan perempuan Indonesia haruslah dimanfaatkan dan didayagunakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Itulah harapan dan mimpi Ibu Negara Ani Yudhoyono dalam percakapan khusus dengan Kantor Berita Antara pekan lalu dalam memperingati Hari Kartini.
Ibu Ani menilai dan melihat bahwa kaum perempuan Indonesia sampai sejauh ini mempunyai peranan yang luar biasa, meski juga menyadari bahwa masih banyak kaum perempuan Indonesia yang belum mendapatkan kesejahteraannya.
"Kalau dikatakan sebagai berhasil atau tidak berhasil dari emansipasi itu sendiri, kalau menurut saya tentu saja ada keberhasilan. Tetapi juga ada yang belum bisa tercapai. Jadi itu adalah takarannya," katanya.
Menurutnya, sudah banyak sekali kaum perempuan Indonesia yang berkiprah di segala bidang kehidupan, seperti di sektor ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan, olah raga bahkan sampai kepada pertahanan dan keamanan.
"Dan kita juga mengetahui sudah cukup banyak kaum perempuan Indonesia yang duduk dalam lembaga eksekutif, legislatif, judikatif dan itu merupakan suatu takaran juga. Dan kiprah perempuan Indonesia tidak saja diakui di dalam negeri, terus terang di dunia internasional pun mereka mengakui kiprah kaum perempuan Indonesia," katanya.
Sebagai seorang wanita Indonesia yang sekarang menjadi Ibu Negara Indonesia, dalam kunjungannya ke banyak daerah mendampingi Presiden SBY, Ibu Ani melihat masih banyak yang perlu diperbaiki di negara ini untuk terus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Nah, biasanya saya disitu menyerap apa ya yang bisa saya kerjakan untuk mereka. Impian saya tentu suatu saat ini adalah, saya saat ini memiliki suatu program yang kita sebut dengan `Bersama Menuju Indonesia Sejahtera`. Tentu impian saya adalah suatu saat nanti Indonesia ini sejahtera. Bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya sebagian masyarakat Indonesia yang sejahtera," katanya.
Dikatakan Ibu Ani, impian-impian itu bukan hanya menjadi tugas kaum perempuan saja tetapi juga kaum prianya, dengan bersama-sama bekerja bahu membahu meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai cara dan jalan.
"Banyak cara untuk menjadi sejahtera. Saya mengembangkan bersama ibu-ibu anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (Sikib) melalui program yang kita sebut dengan nama Indonesia Pintar yaitu melalui pendidikan. Bukan pendidikan tapi pengajaran karena kalau pendidikan itu tentu saja formal, ini yang non-formalnya. Kami bersama-sama dengan Sikib menyiapkan buku-buku yang bisa dibaca oleh anak-anak sehingga kita anak Indonesia, semua, suatu saat menjadi pandai, menjadi pintar. Kalau pintar dia bisa menggapai kesejahteraannya," katanya.
Selain itu, Ibu Ani bersama Sikib juga menyiapkan program Indonesia Sehat, dengan pandangan bahwa jika masyarakat menjadi sehat maka upaya menggapai kesejahteraan akan mudah tercapai.
Begitu pula, program Indonesia Hijau yang bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang sehat, hijau dan berseri, diharapkan bisa mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Dan kreativitas. Kita semua mempunyai kreativitas yang baik.
Bangsa Indonesia terkenal dengan bangsa yang kreatif. Dengan kreativitas ini saya juga berharap bisa menggapai kesejahteraan karena kita bisa membuat sesuatu yang menghasilkan income bagi keluarga. Tentu saja untuk menggapai kesejahteraan kita," katanya.
Begitu pula mengenai kepedulian terhadap sesama, yang kaya memperhatikan yang miskin, yang mampu memperhatikan yang kurang mampu, yang berdaya memberdayakan yang kurang berdaya.
"Saya kira kita bisa mencapai kesejahteraan kita. Jadi impian saya, saya kira adalah sama dengan masyarakat Indonesia, suatu saat Indonesia sejahtera. Itu saja. Mimpi kita bersama," katanya.
Berdasarkan impian itu, Ibu Ani juga berpesan kepada kaum perempuan Indonesia untuk terus memperjuangkan cita-cita bersama, yaitu kesejahteraan, melalui potensi, kapasitas dan kemampuan yang dimiliki seperti melalui kepintaran ataupun pendidikan, melalui kesehatan, kreativitas, dan sebagai pejuang lingkungan serta kepedulian atas sesama.
"Saya yakin kalau kita bekerja bersama-sama, bergandeng tangan sesama kaum perempuan dimana pun berada, tentu saja kita bersama-sama laki-laki juga, akan mencapai atau menggapai kesejahteraan kita bersama," katanya.
Mimpi Kartini untuk meningkatkan derajat kaum perempuan Indonesia kini sudah terwujud. Jutaan Kartini modern yang sudah menikmati kesuksesan hendaknya bisa melanjutkan perjuangan beliau dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya yang diimpikan Ibu Negara Ani Yudhoyono.
(T.D012/J006/S026)
Kartini dan Impian Ibu Ani Yudhoyono
19 April 2010 17:37 WIB
(ANTARA/Musyawir)
Oleh Oleh Dody Ardiansyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010
Tags: