Kominfo optimistis percepatan transformasi digital tercapai
9 November 2020 16:12 WIB
Wakil Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dewi Meisari Haryanti, saat jumpa pers virtual, Senin (9/11/2020). (ANTARA/Natisha Andarningtyas)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) optimistis percepatan transformasi digital akan tercapai menyusul hasil Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor TIK (teknologi, informasi dan komunikasi) yang menembus dua digit.
Kominfo mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kuartal ketiga ini, bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor TIK menembus dua digit, menjadi 10,61 persen.
"Ada optimisme bahwa pandemi menjadi momen akselerasi transformasi digital. Agility atau kelincahan beradaptasi penting agar bisa bertahan di tengah pandemi," kata Wakil Juru Bicara Kominfo, Dewi Meisari Haryanti, saat jumpa pers virtual, Senin.
Pertumbuhan sektor TIK menjadi tertinggi kedua pada kuartal ketiga 2020, setelah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang pada periode ini berjumlah 15,33 persen.
"Peningkatan di sektor teknologi dan komunikasi adalah salah satu buffer utama," kata Dewi.
Baca juga: Indonesia terapkan tiga skema pendanaan bangun infrastruktur digital
Baca juga: Kominfo gandeng perusahaan teknologi untuk Digital Talent Scholarship
Kominfo mencatat pertumbuhan sektor TIK pada kuartal tiga tahun ini juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 9,24 persen.
Secara akumulatif, pertumbuhan di sektor TIK dari kuartal pertama hingga ketiga, atau Januari-September, mencapai 10,42 persen.
Kominfo melihat gaya hidup dan gaya bekerja yang memanfaatkan teknologi digital merupakan suatu kenormalan baru di era pandemi ini.
"Supaya pandemi ini menjadi momentum peningkatan produktivitas dan kegesitan daya saing negara kita," kata Dewi.
Pada konferensi pers virtual ini, Kominfo juga menyampaikan bahwa ada 2,36 juta angkatan kerja baru yang belum terserap selama pandemi ini. Angkatan kerja baru yang dimaksud adalah mereka yang sudah selesai sekolah dan mencari kerja.
Sementara itu, orang yang sudah bekerja dan kehilangan pekerjaan selama pandemi COVID-19 di Indonesia berjumlah 2,67 juta orang. Angka pengangguran pada kuartal ini naik 7,07 persen, atau menjadi 9,77 orang.
Selama pandemi ini, terdapat pergeseran struktur ketenagakerjaan berdasarkan data BPS yakni pekerja penuh waktu turun menjadi 63,85 persen. Pekerja paruh waktu atau freelancer, di sisi lain, meningkat menjadi 26 persen.
Bekerja secara penuh waktu ini cenderung menjadi trend ketika pandemi ini, pekerja mendapatkan kompensasi berdasarkan hasil, bukan waktu.
Selain pergeseran struktur ketenagakerjaan, data BPS kuartal III ini juga menunjukkan ada peningkatan di sektor informal, termasuk di dalamnya usaha mikro, kecil dan menengah, menjadi 60,47 persen.
Baca juga: Pengamat sebut 4G bukan teknologi baru dalam UU Cipta Kerja
Baca juga: Kominfo siap "takedown" video porno mirip Gisel
Baca juga: BAKTI Kominfo raih penghargaan dunia
Kominfo mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk kuartal ketiga ini, bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sektor TIK menembus dua digit, menjadi 10,61 persen.
"Ada optimisme bahwa pandemi menjadi momen akselerasi transformasi digital. Agility atau kelincahan beradaptasi penting agar bisa bertahan di tengah pandemi," kata Wakil Juru Bicara Kominfo, Dewi Meisari Haryanti, saat jumpa pers virtual, Senin.
Pertumbuhan sektor TIK menjadi tertinggi kedua pada kuartal ketiga 2020, setelah sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang pada periode ini berjumlah 15,33 persen.
"Peningkatan di sektor teknologi dan komunikasi adalah salah satu buffer utama," kata Dewi.
Baca juga: Indonesia terapkan tiga skema pendanaan bangun infrastruktur digital
Baca juga: Kominfo gandeng perusahaan teknologi untuk Digital Talent Scholarship
Kominfo mencatat pertumbuhan sektor TIK pada kuartal tiga tahun ini juga meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 9,24 persen.
Secara akumulatif, pertumbuhan di sektor TIK dari kuartal pertama hingga ketiga, atau Januari-September, mencapai 10,42 persen.
Kominfo melihat gaya hidup dan gaya bekerja yang memanfaatkan teknologi digital merupakan suatu kenormalan baru di era pandemi ini.
"Supaya pandemi ini menjadi momentum peningkatan produktivitas dan kegesitan daya saing negara kita," kata Dewi.
Pada konferensi pers virtual ini, Kominfo juga menyampaikan bahwa ada 2,36 juta angkatan kerja baru yang belum terserap selama pandemi ini. Angkatan kerja baru yang dimaksud adalah mereka yang sudah selesai sekolah dan mencari kerja.
Sementara itu, orang yang sudah bekerja dan kehilangan pekerjaan selama pandemi COVID-19 di Indonesia berjumlah 2,67 juta orang. Angka pengangguran pada kuartal ini naik 7,07 persen, atau menjadi 9,77 orang.
Selama pandemi ini, terdapat pergeseran struktur ketenagakerjaan berdasarkan data BPS yakni pekerja penuh waktu turun menjadi 63,85 persen. Pekerja paruh waktu atau freelancer, di sisi lain, meningkat menjadi 26 persen.
Bekerja secara penuh waktu ini cenderung menjadi trend ketika pandemi ini, pekerja mendapatkan kompensasi berdasarkan hasil, bukan waktu.
Selain pergeseran struktur ketenagakerjaan, data BPS kuartal III ini juga menunjukkan ada peningkatan di sektor informal, termasuk di dalamnya usaha mikro, kecil dan menengah, menjadi 60,47 persen.
Baca juga: Pengamat sebut 4G bukan teknologi baru dalam UU Cipta Kerja
Baca juga: Kominfo siap "takedown" video porno mirip Gisel
Baca juga: BAKTI Kominfo raih penghargaan dunia
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020
Tags: