Perusahaan pembuat senjata Kalashnikov diakuisisi mantan pejabat Rusia
6 November 2020 17:37 WIB
* Seorang pria memeriksa senapan jarak jauh di stand Kalashnikov Group saat forum teknik militer internasional ARMY-2019 di Patriot Congress and Exhibition Centre di Moscow, Rusia, Selasa (25/6/2019).REUTERS/Maxim Shematov/nz/cfo (REUTERS/MAXIM SHEMETOV)
Moskow (ANTARA) - Seorang mantan wakil menteri transportasi Rusia telah mengakuisisi saham pengendali di perusahaan pembuat senjata Kalashnikov, kata perusahaan itu pada Jumat.
Alan Lushnikov, yang menjabat sebagai wakil menteri transportasi Rusia pada 2017 hingga 2018, telah mengakuisisi 75 persen dikurangi satu saham di Kalashnikov melalui sebuah perusahaan bernama TKH-Invest.
Lushnikov memperoleh saham dari Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko, yang namanya termasuk di antara pejabat tinggi Rusia yang terkena sanksi Uni Eropa bulan lalu atas kasus keracunan kritikus Kremlin Alexei Navalny.
Sementara usaha konglomerat negara Rostec memiliki sisa 25 persen ditambah satu saham di Kalashnikov.
Namun, Kalashnikov tidak mengungkapkan tentang ketentuan kesepakatan tersebut.
Sumber pasar keuangan mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa kesepakatan itu bisa bernilai sebanyak 12,91 juta dolar AS (sekitar Rp183,8 miliar).
Perusahaan pembuat senjata Kalashnikov telah berada di bawah sanksi AS sejak 2014 setelah pencaplokan wilayah Krimea oleh Moskow dari Ukraina dan karena dukungan Kalashnikov untuk kelompok separatis pro-Rusia di timur negara itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perancang AK-47 Mikhail Kalashnikov dimakamkan
Baca juga: AK-47 yang legendaris dan Kalashnikov
Baca juga: Rusia akan sumbangkan Kalashnikov, truk, peluru kepada Filipina
Alan Lushnikov, yang menjabat sebagai wakil menteri transportasi Rusia pada 2017 hingga 2018, telah mengakuisisi 75 persen dikurangi satu saham di Kalashnikov melalui sebuah perusahaan bernama TKH-Invest.
Lushnikov memperoleh saham dari Wakil Menteri Pertahanan Alexei Krivoruchko, yang namanya termasuk di antara pejabat tinggi Rusia yang terkena sanksi Uni Eropa bulan lalu atas kasus keracunan kritikus Kremlin Alexei Navalny.
Sementara usaha konglomerat negara Rostec memiliki sisa 25 persen ditambah satu saham di Kalashnikov.
Namun, Kalashnikov tidak mengungkapkan tentang ketentuan kesepakatan tersebut.
Sumber pasar keuangan mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa kesepakatan itu bisa bernilai sebanyak 12,91 juta dolar AS (sekitar Rp183,8 miliar).
Perusahaan pembuat senjata Kalashnikov telah berada di bawah sanksi AS sejak 2014 setelah pencaplokan wilayah Krimea oleh Moskow dari Ukraina dan karena dukungan Kalashnikov untuk kelompok separatis pro-Rusia di timur negara itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Perancang AK-47 Mikhail Kalashnikov dimakamkan
Baca juga: AK-47 yang legendaris dan Kalashnikov
Baca juga: Rusia akan sumbangkan Kalashnikov, truk, peluru kepada Filipina
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2020
Tags: