Jakarta (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp1,7 triliun pada kuartal III 2020 meski terimbas pandemi COVID-19 dan penurunan harga batubara dunia.

Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat menyampaikan dari sisi pendapatan, PTBA membukukan sebesar Rp12,8 triliun.

Sementara aset anak usaha BUMN, PT Inalum (Persero) ini, per September 2020 tercatat masih kuat berada di angka Rp24,5 triliun, dengan komposisi kas dan setara kas termasuk deposito berjangka (lebih dari 3 bulan) sebesar Rp6,1 triliun atau 25 persen dari total aset.

Baca juga: Gasifikasi batu bara Bukit Asam tekan impor LPG RP8,7 triliun

Ia mengakui kinerja PTBA hingga kuartal III 2020 masih terdampak oleh pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan konsumsi energi akibat pemberlakuan penguncian di beberapa negara tujuan ekspor seperti China dan India.

"Begitu juga dengan kondisi di dalam negeri yang menjadi pasar mayoritas PTBA. Turunnya konsumsi listrik di wilayah besar Indonesia seperti DKI Jakarta, Banten, Jawa dan Bali juga berdampak turunnya penyerapan batubara domestik," katanya.

Ia menambahkan harga batubara yang terus merosot selama tiga triwulan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi perseroan.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), harga batubara acuan (HBA) merosot sekitar 24 persen dari 65,93 dolar AS per ton pada Januari 2020 menjadi 49,92 dolar AS per ton pada September 2020.

Apollonius mengatakan efisiensi merupakan salah satu strategi PTBA untuk menjaga dan mencatatkan kinerja positif di tengah volatilitas harga dan berkurangnya permintaan pasokan batubara.

"Beberapa strategi efisiensi yang telah dilakukan PTBA adalah dengan terus melakukan upaya penurunan biaya usaha dan biaya pokok produksi melalui penerapan optimalisasi desain
tambang," katanya.

Dari sisi produksi, ia menyampaikan PTBA mampu memproduksi 19,4 juta ton batubara hingga September 2020 atau 77 persen dari target tahun ini yang telah disesuaikan menjadi 25,1 juta ton.

Kinerja angkutan batubara, lanjut dia, juga menunjukkan performa yang terjaga dengan kapasitas angkutan batubara tercatat mencapai 17,7 juta ton.

"Masih terjaganya kinerja operasional perusahaan hingga kuartal III 2020 tak lain merupakan hasil dari penerapan operational excellence yang berkelanjutan dan perluasan pasar yang menjadi strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis di tahun ini," katanya.

Baca juga: Bukit Asam bagikan dividen Rp3,65 triliun ke pemegang saham
Baca juga: Bukit Asam setor modal pembangunan PLTU Sumsel 8 Rp250 miliar