Jayapura (ANTARA News) - PT Jasa Raharja cabang Papua, menjamin seluruh biaya pengobatan medis bagi korban pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) yang tergelincir saat mendarat di Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat, Selasa Siang.

Kepala bagian pelayanan Jasa Raharja Papua, H Nurman kepada ANTARA di Jayapura, Selasa sore, menjelaskan, sesuai aturan pihaknya akan menanggung seluruh biaya perawatan korban kecelakaan itu dengan jumlah maksimal Rp 25 juta per orang.

"Artinya kami hanya membayar biaya prawatann medis setiap orang maksimal Rp 25 juta, jika biaya perawatan medis melebihi jumlah maksimal itu, maka korban sendiri yang akan menanggung kekurangannya," jelasnya.

H Nurman menambahkan, pergantian biaya pengobatan medis korban kecelakaan pesawat Merpati itu, akan dibayar berdasarkan kuitansi resmi dari pihak rumah sakit yang merawat korban.

"Dalam pembayaran biaya medis korban, kita berpatokan dari kuitansi resmi dari rumah sakit yang merawat," ujarnya.

Berdasarkan data terakhir yang diperoleh Jasa Raharja Papua dari kantor perwakilannya di Manokwari, lanjutnya, pesawat Merpati naas jenis Boeing 737-300, tercatat membawa 103 penumpang, terdiri dari 97 orang dewasa, tiga orang anak-anak dan tiga orang bayi, serta enam orang kru pesawat.

"Dari jumlah penumpang itu, 46 orang dirawat di RSUD Manokwari, dan dan 35 orang di RS Angkatan laut setempat, dan terdiri dari 30 orang luka berat, luka ringan 52 orang, sementara korban meninggal nihil," jelas H. Nurman.

Disinggung biaya perawatan dan santunan asuransi jika dalam kasus korban yang dirawat meninggal dunia, H. Nurman menjelaskan, jika terjadi demikian, maka pihaknya akan membayar biaya medis korban sekaligus memberikan santunan.

"Dalam kasus seperti ini, kami akan memberikan santunan kematian Rp 50 juta dan juga membayar biaya medis yang bersangkutan," paparnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, pesawat Merpati dengan nomor penerbangan MZ 836 dipiloti Joko Toren dan co-pilot Agus Purnomo, tergelincir hingga 700 meter dari landasan pacu Bandara Rendani, Manokwari, Papua Barat, Selasa siang tadi, saat hendak melakukan pendaratan, karena cuaca di sekitar bandara hujan dan berkabut.

Akibatnya pesawat masuk sungai dan terbelah menjadi tiga bagian.

Kepala Bandara Rendani, Bambang Noro ketika dihubungi ANTARA dari Jayapura, Selasa, mengatakan, Pesawat belum bisa dievakuasi karena masih menunggu tim dari Jakarta.

Dengan adanya kejadian ini, ujar Bambang, penumpang yang akan berangkat menuju Sorong- Makasar dan Jakarta dengan menggunakan pesawat Merpati tersebut, terpaksa harus dialihkan memakai pesawat Batavia.

Hingga kini, kondisi bandara berjalan normal, meskipun saat ini hujan masih terus menguyur Kota Manokwari dan sekitarnya. (KR-MBK/13/04/2010).
(T.KR-MBK/J006/R009)