Bank sentral AS tahan suku bunga dekati nol di tengah pilpres
6 November 2020 08:04 WIB
Ilustrasi: Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengadakan konferensi pers setelah pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengenai kebijakan suku bunga di Washington, AS. (29/1/2020). ANTARA/REUTERS/Yuri Gripas/aa.
Washington (ANTARA) - Federal Reserve (Fed) AS atau bank sentral AS pada Kamis (5/11/2020) mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah di level terendah mendekati nol di tengah ketidakpastian tentang hasil akhir pemilihan presiden (pilpres) pada Selasa (3/11/2020).
"Aktivitas ekonomi dan pekerjaan terus pulih, tetapi tetap jauh di bawah level mereka pada awal tahun," ungkap Federal Reserve dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari dan menambahkan jalur ekonomi AS akan bergantung secara signifikan pada perjalanan Virus Corona.
Baca juga: Dolar merosot terendah 2 minggu, terimbas kebijakan Federal Reserve
"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata Federal Reserve.
Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0-0,25 persen, berjanji untuk menggunakan berbagai alat guna mendukung ekonomi AS "dalam masa yang menantang ini."
Baca juga: Harga Emas melambung 50,6 dolar AS, jelang kemenangan Joe Biden
Federal Reserve mengharapkan akan tepat untuk mempertahankan kisaran target ini sampai kondisi pasar tenaga kerja mencapai level yang konsisten dengan penilaiannya tentang lapangan kerja maksimum dan inflasi telah meningkat hingga 2,0 persen dan berada di jalur yang cukup melebihi 2,0 persen untuk beberapa waktu, menurut pernyataan itu.
Bank sentral AS itu memangkas suku bunga hingga mendekati nol pada dua pertemuan tak terjadwal pada Maret dan mulai membeli sejumlah besar surat utang AS dan sekuritas yang didukung hipotek untuk memperbaiki pasar keuangan.
Federal Reserve juga meluncurkan program pinjaman baru untuk menyediakan hingga 2,3 triliun dolar AS guna mendukung ekonomi dalam menanggapi wabah Virus Corona.
Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah "lockdown" Eropa dan Pilpres AS
"Aktivitas ekonomi dan pekerjaan terus pulih, tetapi tetap jauh di bawah level mereka pada awal tahun," ungkap Federal Reserve dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari dan menambahkan jalur ekonomi AS akan bergantung secara signifikan pada perjalanan Virus Corona.
Baca juga: Dolar merosot terendah 2 minggu, terimbas kebijakan Federal Reserve
"Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, dan inflasi dalam waktu dekat, dan menimbulkan risiko yang cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah," kata Federal Reserve.
Bank sentral memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0-0,25 persen, berjanji untuk menggunakan berbagai alat guna mendukung ekonomi AS "dalam masa yang menantang ini."
Baca juga: Harga Emas melambung 50,6 dolar AS, jelang kemenangan Joe Biden
Federal Reserve mengharapkan akan tepat untuk mempertahankan kisaran target ini sampai kondisi pasar tenaga kerja mencapai level yang konsisten dengan penilaiannya tentang lapangan kerja maksimum dan inflasi telah meningkat hingga 2,0 persen dan berada di jalur yang cukup melebihi 2,0 persen untuk beberapa waktu, menurut pernyataan itu.
Bank sentral AS itu memangkas suku bunga hingga mendekati nol pada dua pertemuan tak terjadwal pada Maret dan mulai membeli sejumlah besar surat utang AS dan sekuritas yang didukung hipotek untuk memperbaiki pasar keuangan.
Federal Reserve juga meluncurkan program pinjaman baru untuk menyediakan hingga 2,3 triliun dolar AS guna mendukung ekonomi dalam menanggapi wabah Virus Corona.
Baca juga: Harga minyak jatuh di tengah "lockdown" Eropa dan Pilpres AS
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020
Tags: