Artificial Intelligence Summit 2020 siap digelar BPPT
5 November 2020 20:09 WIB
Kepala BPPT Hammam Riza (kiri) menyerahkan secara simbolis Mobile Laboratory Bio Safety Level (BSL) Ð 2 disaksikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro (ketiga kanan) di Tangerang Selatan, Banten, Minggu (30/8/2020). ANTARA FOTO/Fauzan.
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) akan menggelar Indonesia Artificial Intelligence Summit (AIS) 2020 pada 10-13 November 2020 sebagai puncak pengembangan dan pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan di Indonesia.
"Tantangan Indonesia dalam menerapkan kecerdasan artifisial adalah kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan dan pemanfaatannya yang bertanggung jawab," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Selain itu, juga kesiapan tenaga kerja terampil yang mengembangkan dan menggunakan kecerdasan artifisial, kesiapan infrastruktur komputasi dan data pendukung pemodelan kecerdasan artifisial, dan kesiapan industri dan sektor-sektor publik dalam mengadopsi inovasi-inovasi kecerdasan artifisial," tambahnya.
Ia mengatakan AIS 2020 menjadi ajang unjuk kemampuan Indonesia pada masyarakat global terkait pengembangan teknologi kecerdasan buatan dan untuk menunjukkan berbagai produk inovasi di Indonesia.
Menurut dia, kecerdasan buatan telah mempengaruhi semua disiplin keilmuan, ekonomi, dan industri. Beragam aplikasi kecerdasan buatan secara global juga terus berkembang pesat, seiring makin majunya infrastruktur komputasi, dan kemudahan dalam memperoleh, memproses, menyimpan, dan mengirimkan data.
Pemanfaatan kecerdasan buatan, katanya, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan, yakni untuk menggunakan kecerdasan artifisial dalam pelayanan publik pemerintahan, hingga penegakan ketertiban dan keamanan oleh unsur militer dan kepolisian.
AIS 2020 akan diikuti oleh berbagai unsur pemangku kepentingan dalam "Quad Helix", yaitu pemerintah, industri, akademisi dan komunitas, untuk sebagai peserta pameran virtual, sesi poster virtual dan webinar virtual yang menghadirkan para ahli di bidang kecerdasan artifisial dari internasional dan nasional.
Dalam rangkaian acara tersebut, akan dilaksanakan diskusi panel yang bertujuan untuk uji publik dokumen strategi nasional kecerdasan artifisial.
Dokumen itu merupakan arah kebijakan nasional yang memuat area fokus dan bidang prioritas teknologi kecerdasan artifisial yang sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan kegiatan di bidang teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia dari tahun 2020-2045.
Dengan penyelenggaraan AIS 2020 diharapkan dapat menjadi media kolaborasi berbagai komponen bangsa untuk mengembangkan dan memanfaatkan secara bersama-sama teknologi kecerdasan artifisial dalam mewujudkan visi Indonesia 2045.
Pada rangkaian acara akan ada berbagai pemaparan oleh para menteri, pakar nasional dan internasional di bidang kecerdasan artifisial.
Kemudian akan ada diskusi panel mengenai 5 Pilar Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial, yakni: Talenta, Etik dan Regulasi, Data dan Infrastruktur, Riset dan Inovasi serta yang terakhir adalah aplikasi kecerdasan artifisial pada beberapa bidang prioritas, demikian Hammam Riza.
Baca juga: Menristek tugaskan BPPT buat strategi kecerdasan buatan nasional
Baca juga: Kemendikbud: Dibutuhkan 250.000 talenta bidang kecerdasan buatan
Baca juga: Tak hanya internet, kecerdasan buatan juga dukung fasyankes
Baca juga: Taman Nasional Bali Barat uji penggunaan AI untuk pengawasan hutan
"Tantangan Indonesia dalam menerapkan kecerdasan artifisial adalah kesiapan regulasi yang mengatur etika penggunaan dan pemanfaatannya yang bertanggung jawab," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
"Selain itu, juga kesiapan tenaga kerja terampil yang mengembangkan dan menggunakan kecerdasan artifisial, kesiapan infrastruktur komputasi dan data pendukung pemodelan kecerdasan artifisial, dan kesiapan industri dan sektor-sektor publik dalam mengadopsi inovasi-inovasi kecerdasan artifisial," tambahnya.
Ia mengatakan AIS 2020 menjadi ajang unjuk kemampuan Indonesia pada masyarakat global terkait pengembangan teknologi kecerdasan buatan dan untuk menunjukkan berbagai produk inovasi di Indonesia.
Menurut dia, kecerdasan buatan telah mempengaruhi semua disiplin keilmuan, ekonomi, dan industri. Beragam aplikasi kecerdasan buatan secara global juga terus berkembang pesat, seiring makin majunya infrastruktur komputasi, dan kemudahan dalam memperoleh, memproses, menyimpan, dan mengirimkan data.
Pemanfaatan kecerdasan buatan, katanya, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan, yakni untuk menggunakan kecerdasan artifisial dalam pelayanan publik pemerintahan, hingga penegakan ketertiban dan keamanan oleh unsur militer dan kepolisian.
AIS 2020 akan diikuti oleh berbagai unsur pemangku kepentingan dalam "Quad Helix", yaitu pemerintah, industri, akademisi dan komunitas, untuk sebagai peserta pameran virtual, sesi poster virtual dan webinar virtual yang menghadirkan para ahli di bidang kecerdasan artifisial dari internasional dan nasional.
Dalam rangkaian acara tersebut, akan dilaksanakan diskusi panel yang bertujuan untuk uji publik dokumen strategi nasional kecerdasan artifisial.
Dokumen itu merupakan arah kebijakan nasional yang memuat area fokus dan bidang prioritas teknologi kecerdasan artifisial yang sebagai acuan kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan kegiatan di bidang teknologi kecerdasan artifisial di Indonesia dari tahun 2020-2045.
Dengan penyelenggaraan AIS 2020 diharapkan dapat menjadi media kolaborasi berbagai komponen bangsa untuk mengembangkan dan memanfaatkan secara bersama-sama teknologi kecerdasan artifisial dalam mewujudkan visi Indonesia 2045.
Pada rangkaian acara akan ada berbagai pemaparan oleh para menteri, pakar nasional dan internasional di bidang kecerdasan artifisial.
Kemudian akan ada diskusi panel mengenai 5 Pilar Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial, yakni: Talenta, Etik dan Regulasi, Data dan Infrastruktur, Riset dan Inovasi serta yang terakhir adalah aplikasi kecerdasan artifisial pada beberapa bidang prioritas, demikian Hammam Riza.
Baca juga: Menristek tugaskan BPPT buat strategi kecerdasan buatan nasional
Baca juga: Kemendikbud: Dibutuhkan 250.000 talenta bidang kecerdasan buatan
Baca juga: Tak hanya internet, kecerdasan buatan juga dukung fasyankes
Baca juga: Taman Nasional Bali Barat uji penggunaan AI untuk pengawasan hutan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020
Tags: