Magelang, Jateng (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menyiapkan proses evakuasi untuk beberapa dusun di tiga desa kawasan Gunung Merapi menyusul peningkatan status aktivitas gunung tersebut menjadi siaga.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto di Magelang, Kamis, mengatakan sejumlah warga tersebut akan mengungsi menuju desa bersaudara yang telah ditetapkan.

Ia menyebutkan ada tiga desa yang direkomendasi untuk mengungsi di Kecamatan Dukun, yakni Argomulyo, Paten, dan Krinjing.

Namun, untuk sementara yang akan dievakuasi untuk Desa Paten meliputi dua dusun Babadan I dan Babadan II. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono, Trayem, dan Pugeran.

Dijelaskannya bahwa untuk Desa Paten mengungsi ke Banyurojo dan Mertoyudan, Desa Argomulyo ke Tamanagung, dan Desa Krinjing ke Deyangan.

Menurut dia evakuasi akan dilakukan jika desa sudah siap, untuk prosesnya dilakukan sejak Kamis ini.

Warga yang bakal dievakuasi secara bertahap, yakni Desa Paten meliputi Babadan I ada 766 jiwa dan Babadan II ada 397 jiwa. Kemudian Desa Krinjing meliputi Dusun Trono ada 347 jiwa, Trayem 161 dan Pugeran 246 jiwa.

"Evakuasi diprioritaskan untuk kelompok rentan meliputi lansia, balita, anak-anak, ibu hamil, dan orang sakit," kata Edy Susanto.

Ia mengatakan terkait peningkatan status siaga Merapi, secara administratif Bupati Magelang Zaenal Arifin akan mengeluarkan surat keputusan pernyataan bencana Merapi.

"Evakuasi tidak bisa serta merta dilakukan sekarang. Harus ada penjelasan terlebih dahulu, persiapan semua dipastikan siap. Persiapan sudah sejak lama, sejak tadi malam lebih intensif, semalam sudah rakor dengan BPPTKG menyampaikan paparan evaluasi data seismik Merapi,” katanya.

Ia menyampaikan status aktivitas Gunung Merapi menjadi siaga keluar pada 5 November 2020 jam 12.00 WIB. Berdasarkan data-data yang ada, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta memberikan rekomendasi tambahan bahwa potensi letusannya adalah eksplosif.

"Oleh karena itu, ancaman bahayanya lontaran material sampai permukiman. Merapi ini tidak bisa dilawan, tetapi direkayasa. Rekayasanya menjauh dari pusat letusan atau segera dievakuasi," demikian Zaenal Arifin.

Baca juga: Magelang siap tampung pengungsi jika Merapi erupsi

Baca juga: Hujan abu tipis Gunung Merapi terjadi di Sawangan dan Dukun Magelang

Baca juga: Menteri LHK: Taman Nasional Merapi bagian dari perlindungan masyarakat