Jakarta (ANTARA) - Deputi Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Said Zaidansyah mengapresiasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meluncurkan Aplikasi Online Titik Akses Penyedia Jasa Keuangan (Lokasiku).

"Kami mengucapkan selamat atas diluncurkannya aplikasi Lokasiku. Aplikasi ini sangat penting agar masyarakat mudah mengetahui apa saja penyedia jasa layanan keuangan yang ada di dekat mereka dan menemukan layanan yang dirasa paling bermanfaat," ujar Said saat penutupan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2020 secara virtual di Jakarta, Kamis.

Lokasiku merupakan aplikasi online berbasis teknologi geospasial yang berfungsi sebagai penyedia informasi layanan akses keuangan terlengkap di Indonesia.

"ADB mendukung Lokasiku karena kami paham bahwa proses pembuatan aplikasi semacam ini tidaklah mudah. Untuk itu kami berterimakasih kepada OJK yang telah memastikan aplikasi ini telah berfungsi dengan baik dan memang benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," kata Said.

Terkait gelaran BIK 2020 yang digelar pada Oktober 2020 lalu, Said mengatakan sejak awal ADB telah banyak bekerja sama dengan berbagai institusi di Indonesia untuk mendorong pertumbuhan inklusi keuangan. Dalam BIK, ADB mendukung berbagai inisiatif yang semuanya bertujuan untuk mendorong akses keuangan, literasi keuangan, serta perlindungan konsumen keuangan.

ADB juga siap mendukung teknologi keuangan (fintech) yang mempromosikan inklusi keuangan yang inovatif serta aman dan bertanggungjawab. Pihaknya juga percaya berbagai inisiatif tersebut harus menjadi momentum bagi semua pihak untuk merefleksikan berbagai pencapaian dalam mendorong inklusi keuangan.

"Kita patut gembira melihat jumlah masyarakat yang memiliki akses ke lembaga keuangan resmi yang semakin meningkat. Kita juga patut senang melihat literasi keuangan di masyarakat terus membaik dan kita harus terus bekerja keras untuk mengimplementasikan strategi inklusi keuangan ini seefektif mungkin. ADB bangga sekali dapat terlibat dalam proses ini," ujar Said.

Said menambahkan tahun ini adalah yang paling sulit dalam kehidupan manusia secara umum. Namun terlepas dari berbagai kesulitan itu, pemerintah, Bank Indonesia, OJK, dan pemangku kepentingan lainnya termasuk ADB, terus bekerja sama bahu membahu untuk mewujudkan aspirasi inklusi finansial bagi seluruh penduduk Indonesia serta berupaya mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan bagi bangsa Indonesia.

"Misalnya kita telah menyaksikan bahwa pembatasan sosial akibat pandemi telah berdampak pada makin cepatnya adaptasi digital oleh penyedia layanan keuangan baik dalam bentuk produk maupun proses. Hal ini berujung pada terlayaninya konsumen dengan semakin baik dan terbukanya pasar baru," kata Said.

ADB juga melihat bahwa pihak regulator finansial telah merespon dengan baik perkembangan itu dengan meningkatkan monitoring dan pengawasan di sektor keuangan dan bahkan melihat peluang untuk mendorong inovasi di sektor tersebut antara lain melalui dibentuknya regulatory sandbox dan dikembangkannya peta jalan inovasi keuangan yang juga didukung oleh ADB.

Baca juga: Sebulan inklusi keuangan, pembukaan rekening tabungan capai 789 ribu
Baca juga: Bos OJK berikan tips terhindar dari penipuan investasi
Baca juga: Kurang sosialisasi, OJK sebut investasi efek beragun aset masih minim