Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan ada grup industri besar asal China yang mencari lahan guna mengembangkan sebuah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia.

"Sudah ada kelompok industri besar China yang mencari tanah seluas 10.000 hektar untuk KEK ini. Tapi mereka memang meminta yang dapat diakses jalan yang terintegrasi dengan pelabuhan," kata Hidayat usai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin malam.

Grup industri besar China tersebut, menurut dia, ingin membangun sebuah kawasan industri terpadu, dan memproduksi produk-produk untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

"Kita arahkan mereka mengembangkan itu diluar Pulau Jawa. Kita tawarkan Kalimantan," ujar Hidayat.

Alasan kuat grup industri besar asal China untuk membentuk KEK, menurut dia, ingin mencari pasar baru dan melakukan ekspansi mengingat manufaktur China masih sangat kecil di luar negeri.

Namun Hidayat belum mengetahui industri di bidang apa saja yang ingin dikembangkan oleh grup industri ini di tanah air.

"Saya kira mereka juga memanfaatkan ACFTA (kawasan perdagangan bebas ASEAN dengan China)," tambahnya.

Menurut Hidayat, apabila renegosiasi penundaan bea masuk 228 pos tarif dengan China gagal maka kompensasi yang realistis diberikan negara tirai bambu tersebut yakni melakukan investasi industri manufaktur dengan rekanan lokal untuk keperluan konsumsi dalam negeri maupun ekspor.

"Itu kompensasi paling efektif. Dan itu bisa kita jadikan sebuah prasyarat agar pihak China memenuhinya," tegasnya.

Paling tidak dalam lima tahun ke depan investasi 10.000 hektare untuk membentuk KEK tersebut dapat mendatangkan investsi minimal dua miliar dolar AS. (V002/K004)