Pekanbaru (ANTARA News) - Ketua Bidang Turnamen dan Perwasitan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Mimi Irawan, mengatakan bahwa Indonesia sangat kekurangan wasit profesional untuk memimpin pertandingan berskala internasional.

"Kami memang berhasil meregenarasi wasit, tapi untuk yang bersertifikat internasional masih paceklik," kata Mimi Irawan kepada ANTARA News di sela-sela persiapan kejuaraan Djarum Sirkuit Nasional Bulutangkis (Sirnas) di Pekanbaru, Senin.

Menurut data PBSI, lanjut Mimi, jumlah wasit yang memiliki sertifikasi A dan B untuk tingkat nasional mencapai 250 orang. Dengan itu, mereka bisa memimpin pertandingan bulutangkis bertaraf nasional di Indonesia.

Namun, dari jumlah itu hanya 16 wasit yang sudah mengantongi sertifikat dari BAC (Badminton Asia Confederation) untuk memimpin pertandingan di tingkat Asia. Bahkan, hanya ada empat wasit di Indonesia yang sudah mengantongi sertifikat BWF (Badminton World Federation).

Menurut dia, wasit bulutangkis lokal sebenarya secara kualitas sudah bisa bersaing dengan wasit mancanegara. Namun, salah satu kendala krusial untuk mendapatkan sertifikat adalah akibat banyak wasit Indonesia belum mahir berbahasa Inggris.

"Iya, kendala adalah di masalah penguasaan bahasa Inggris," ujarnya.

Karena itu, Mimi mengatakan perlu ada motivasi khusus dari PBSI tingkat daerah dan nasional untuk mendorong kemampuan wasit Indonesia. Ia mengatakan sudah sepantasnya wasit Indonesia bisa memimpin kejuaraan bergengsi sekelas All England ataupun Piala Thomas dan Uber.

"Menjadi wasit itu berasal dari hobi dan kecintaan terhadap bulutangkis. Dengan mengantongi sertifikat internasional, menjadi wasit bisa menjadi profesi yang menjanjikan," katanya menambahkan.
(T.F012/T009/P003)