Medan (ANTARA News) - Polda Sumatra Utara memaparkan profil enam tersangka teroris yang ditangkap pada Minggu (11/4) dinihari yang merupakan DPO pihak kepolisian.

"Enam tersangka yang ditangkap itu adalah DPO yang paling dicari saat ini," kata Wakapolda Sumut Brigjen Pol Syafruddin di pelataran VIP Room Bandara Polonia Medan, Senin.

Wakapolda merincikan, tersangka pertama adalah Qomaruddin alias Abu Musa alias Mustaqim alias Abu Yusuf alias Hafshoh yang merupakan alumni Akademi Militer Aljamaah Mindanao, Filipina Selatan tahun 1998-2004.

Qomaruddin alias Abu Musa merupakan pemimpin pelatihan terorisme di Aceh dan pernah terlibat kontak senjata dengan pasukan Detasemen Khusus (Densus) Anti Teror di Lamkabue, Aceh Besar.

Kemudian, Pandu Wicaksono Widyan Putro alias Abu alias Abu alias Asma yang memiliki peranan sebagai salah satu pelaku yang menyembunyikan Noordin M. Top di Solo, Jawa Tengah.

Pandu Wicaksono juga pernah terlibat kontak senjata dengan pasukan Densus 88 Anti teror di Lamkabue, Aceh Besar.

Tersangka ketiga adalah Bayu Seno alias Bayu alias Budi alias Rahmat alias Tono adalah teroris yang merencanakan dan merakit bom di Komplek Jati Asih, Bekasi.

Bom itu direncanakan akan digunakan untuk mengebom Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. "Bayu Seno juga terlibat pelatihan di Aceh serta pernah terlibat baku tembak dengan Densus 88," katanya.

"Pandu dan Bayu alias Tono juga merupakan perakit bom di JW Marriott dan Ritz Charlton," kata mantan ajudan Wakil Presiden Jusuf Kalla itu menambahkan.

Wakapolda melanjutkan, tersangka keempat adalah Yusuf Arifin alias Rambo juga terlibat dalam pelatihan di Aceh serta pernah terlibat kontak senjata dengan pasukan Densus 88 Anti teror di Lamkabue, Aceh Besar.

Selanjutnya, Ibrohim alias Deni alias Suramto yang merupakan residivis dan pelaku bom di Kedutaan Besar (Kedubes) Australia di Kuningan, Jakarta.

Ibrohim juga ikut terlibat dalam pelatihan teroris di Aceh serta terlibat dalm kontak senjata dengan pasukan Densus 88 Anti teror di Lamkabue, Aceh Besar.

Sedangkan tersangka terakhir Jafar alias Lutfi alias Upen alias Abu Musa yang juga terlibat dalam bom di Kedubes Australia dan pernah mengikuti kursus militer singkat di Yarmuk pada tahun 1999.

Jafar alias Abu Musa yang merupakan alumni Universitas Al-Mukmin Ngeruki, Solo juga diketahui sebagai pencari dana untuk mendukung pelatihan di Aceh.

Pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap dua tersangka teroris lain yang berhasil melarikan diri ketika akan ditangkap pada Minggu dinihari tersebut.

Pihaknya telah mengetahui nama dua tersangka teroris yang melarikan diri itu yakni Daud, warga Bandar Lampung dan Ali, warga Aceh.

Daud memiliki ciri-ciri yakni berambut pendek dengan tinggi badan 165 centimeter serta berkulit sawo matang.

Sedangkan Ali berbadan kurus tegap dan juga memiliki tingi badan 165 centimeter serta memakai baju kaos dan celana berwarna hitam.

Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Baharudin Djafar menambahkan, Jafar alia Abu Musa dan Yusuf Arifin adalah orang terdekat Noordin M. Top.

"Kemana saja Noordin M. Top pergi, mereka berdua selalu mendampingi," katanya.
(ANT/B010)