Jakarta (ANTARA) - Perusahaan keamanan siber Kaspersky melihat dana yang dikeluarkan sektor manufaktur untuk sistem keamanan siber masih minim jika dibandingkan dengan sektor lain.
"Dana keamanan teknologi informatika untuk manufaktur masih kurang dibandingkan (yang dikeluarkan) institusi finansial," kata Managing Director Kaspersky Asia Pasifik, Stephan Neumeier, saat jumpa pers virtual, Rabu.
Secara global, berdasarkan data dari Kaspersky B2B IT Security Risks pada 2019, dana yang dikeluarkan sektor manufaktur untuk keamanan siber berjumlah 9 juta dolar pada periode 2018-2019.
Dibandingkan dengan sektor perbankan, pada periode tersebut, institusi rata-rata mengeluarkan 22 juta dolar untuk keamanan siber.
Sementara sektor kesehatan mengeluarkan 17 juta dolar.
Laporan Threat Landscape for Industrial Automation Systems H1 2020 dari Kaspersky menunjukkan wilayah Asia dan Afrika paling tidak aman pada semester pertama 2020.
Asia Tenggara berdasarkan persentase komputer sistem kontrol industri (industrial control system/ICS) dengan aktivitas berbahaya diblokir, berjumlah 49,8 persen.
Untuk melindungi ICS dari seragan siber, Kaspersky menyarankan perusahaan untuk memberi pelatihan kebersihan keamanan siber dasar bagi pegawai, memberi akses ke intelijen ancaman pada tim keamanan siber, memakai solusi endpoint detection and response dan memberi perlindungan di titik akhir.
Baca juga: E-commerce dan layanan pemesanan akan terus jadi target peretasan
Baca juga: Pakar sebut 2,9 juta "user" diperjualbelikan di "raidforums"
Baca juga: Pakar: Peretasan Cermati.com tunjukan celah keamanan siber saat WFH
Belanja TI manufaktur masih minim
4 November 2020 19:23 WIB
Ilustrasi keamanan siber (ANTARA/Shutterstock)
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2020
Tags: