Bandung (ANTARA News) - Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan iklim investasi dan kinerja ekspor harus terus didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Pada 2010 diharapkan pertumbuhan 5,5 persen cukup konservatif dan moderat, (itu) tidak terlalu tinggi dan mempunyai potensi tumbuh besar, untuk itu kita terus mendorong investasi dan kinerja ekspor," ujarnya dalam workshop forum diskusi wartawan di Bandung, Sabtu.

Menurut dia, investasi dan kinerja ekspor berkaitan dengan tiga hal utama yaitu, pertama, pembenahan infrastruktur, karena apabila tidak cepat terealisasi akan memberi dampak besar dalam kinerja industri dan ekspor.

"Itu tidak menjadi pilihan (opsi) namun menjadi keharusan, karena kalau tidak cepat dibangun memberi dampak besar dalam kinerja industri dan ekspor," ujarnya.

Ia menambahkan pembenahan infrastruktur nantinya juga dapat menjadi dasar bagi Indonesia untuk memiliki peranan dalam masyarakat ekonomi ASEAN pada 2015.

"Dalam pembiayaan infrastruktur kita juga mengharapkan Public Private Investment menjadi andalan selain dari penanaman modal dalam negeri dan `direct investment`," ujarnya.

Kedua, lanjut dia, pemerintah juga harus terus memperbaiki kebijakan energi yang memiliki kepentingan nasional karena sektor energi merupakan tulang punggung dalam peningkatan daya saing industri dan, apabila terhambat, dapat memperlambat sektor manufaktur.

"Masalah gas masih menjadi kendala, apalagi ada negara tetangga yang tidak mengalami masalah `supply gas` dari kita, untuk itu kita wajib membuat kebijakan bahwa kepentingan nasional nomor satu," ujarnya.

Ia menambahkan, pembenahan tersebut juga dilakukan dalam pemberian subsidi energi untuk BBM dan pupuk di RAPBN agar cermat pelaksanaannya untuk kebutuhan domestik.

"Subsidi listrik sudah berapa dan jangan membebani pupuk, harus cermat pelaksanaannya dalam kebutuhan domestik, dan kita merancang membuat kebijakan yang mana saja dalam jangka pendek, agar gas kita alirkan untuk kepentingan domestik," ujar Hatta.

Dan, ketiga, Hatta mengatakan adalah membenahi suku bunga, agar para investor asing dapat tertarik menanamkan modalnya di Indonesia, namun itu tergantung kinerja dan kebijakan Bank Indonesia (BI).

Ia mengungkapkan pemerintah tidak akan mengintervensi kebijakan BI mengenai hal itu, namun mengharapkan agar suku bunga dapat diturunkan agar pelaku usaha dapat meningkatkan daya saing.

"Masalah suku bunga tergantung kinerja ada di BI, dan pemerintah tidak intervensi dan BI punya kebijakan mengatur instrumen moneter agar mampu menurunkan suku bunga. (Namun) agar daya saing kita tidak ketinggalan maka suku bunga menjadi faktor dari pelaku usaha agar meningkatkan daya saing," ujarnya.

Untuk itu, Hatta mengharapkan agar sektor manufaktur dapat ditingkatkan karena saat ini pertumbuhannya masih dibawah 3 persen padahal sektor inilah yang menyerap tenaga kerja, masih kalah dengan sektor pengangkutan dan transportasi yang merupakan faktor utama mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Dengan segala usaha dan kiat, manufaktur harus diatas 5 persen dan pertumbuhan investasi diatas 10 persen dari sebelumnya 7 persen namun dibutuhkan kinerja luar biasa," ujarnya.(S034/F001)