Denpasar (ANTARA News) - Kepala Staf TNI-AD Jenderal TNI George Toisutta menegaskan, wilayah perbatasan Indonesia dan Timor Timur yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur harus dijaga keamanannya.

"Ada beberapa bagian di wilayah perbatasan dengan negara tetangga itu yang masih belum disepakati batasnya secara hukum. Ini harus dijaga bersama antara aparatur TNI-AD dengan masyarakat, jangan sampai ada pelanggaran wilayah," katanya kepada pers di Denpasar, Jumat.

Toisutta berada di Bali untuk menyerahterimakan jabatan Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana dari Mayor Jenderal TNI Hotmangaradja Pandjaitan kepada Brigadir Jenderal TNI Rachmat Budiyanto.

Penyerahan tugas dan tanggung jawab kepemimpinan dari Pandjaitan kepada Budiyanto ditandai dengan penyerahan Pataka Praja Raksaka dan tongkat komando oleh Toisutta.

Upacara serah terima jabatan itu mendapat perhatian luas dari seluruh pemimpin formal dan informal di Bali, NTB, dan NTT. Masyarakat umum juga antusias menyaksikan rangkaian upacara dan defile pasukan serta peralatan tempur yang dimiliki Komando Daerah Militer IX/Udayana.

Di Provinsi NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Timur terdapat 278 kilometer garis perbatasan negara. Untuk menjaga garis perbatasan sepanjang itu, TNI menempatkan satu Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Indonesia-Timor Timur Markas Besar TNI berkekuatan satu batalion, yang kini dipercayakan kepada Batalion Infantri 742/Satya Wira Yudha.

Sebagai langkah antisipasi peningkatan koordinasi pengamanan dan pembinaan personil TNI-AD di Provinsi NTT yang menjadi wilayah tanggung jawab Komando Resort Militer 161/Wira Sakti, pada 19 Februari lalu telah diresmikan pendirian Brigade Infantri 021 Komodo, yang sementara ini berkekuatan tiga batalion infantri.

Sejak Timor Timur menjadi negara berdaulat pada 2002, masih terjadi sengketa perbatasan berupa klaim beberapa hektare tanah di perbatasan Indonesia dan Timor Timur yang belum tuntas hingga kini.(A037/A024)