Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan bahwa kepercayaan terhadap manufaktur dalam negeri tetap tinggi, yang ditunjukkan dari Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Indonesia yang naik menjadi 47,8 pada Oktober 2020 dari posisi 47,2 pada September tahun ini, sebagaimana dilansir IHS Markit.

Good news, penurunan hanya sebulan (September), walaupun kenaikan tipis (Oktober), di saat outlook akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih belum memuaskan. Artinya kepercayaan tetap tinggi. Plus ada beberapa hal yang membuat industri-industri terkait wait and see,” kata Menperin kepada Antara, Senin.

Menperin menambahkan upaya untuk menaikkan daya beli masyarakat menjadi sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan diri dari para manager Industri untuk ekspansi.

“November dan Desember bisa dijadikan acuan apakah recovery benar-benar terjadi,” ujar Menperin.

Sebagaimana diketahui, industri manufaktur kembali mendapat tekanan akibat COVID-19 seiring ditetapkanya kembali pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah, termasuk yang di wilayahnya terdapat kawasan industri. Tergambar dari penurunan Purchasing Managers’ Index (PMI) pada September yang hampir empat poin menjadi 47,2 pada September dari 50,8 pada Agustus.

Menurut Menperin, turunnya PMI September dibandingkan bulan sebelumnya disebabkan industri yang tadinya melakukan ekspansi menjadi bersikap wait and see dan lebih hati-hati, di mana hal itu berpengaruh pada rencana-rencana produksi dan peningkatan utilitasnya.

Namun, PMI manufaktur RI kembali naik pada Oktober ke angka 47,8.

Baca juga: Kemenkeu: Ini pertama kali sejak April, aktivitas manufaktur melemah
Baca juga: Menperin gembira, PMI manufaktur RI tembus level ekspansif
Baca juga: Kata Menperin soal kemungkinan PMI Manufaktur RI kembali ke angka 51,9