Depok (ANTARA News) - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI), Abdul Gafur Sangadji mengatakan ada dua tantangan terberat bagi PDIP ke depan dalam menghadapi persaingan politik di Indonesia.

"Dua tantangan tersebut merupakan yang terberat dalam peta perpolitikan di Indonesia," katanya ketika diminta tanggapannya terpilihnya kembali Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP periode 2010-2015, di Depok, Jumat.

Menurut dia tantangan pertama, PDIP akan berhadapan dengan kompetisi politik yang ketat di Pemilu 2014 dimana hampir partai-partai besar telah memiliki ketua umum yang baru.

"Faktor ketua umum merupakan salah satu daya tarik politik. Permasalahannya PDIP masih bersandar pada ketokohan Megawati," katanya.

Sedangkan tantangan kedua, untuk pemilihan presiden, kompetisi makin ketat dengan hadirnya kandidat-kandidat baru. Apalagi SBY sudah pasti tidak bisa maju lagi karena ketentuan konstitusi.

PDIP kata dia harus bisa mencari figur calon presiden selain Megawati. Namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah Megawati akan melepas peluang calon presiden begitu saja.

"Ini akan berat bagi PDIP juga masih mengusung Mega sebagai calon presiden," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan momentum Kongres ini harus melahirkan hal baru. Sayangnya hal itu tidak terjadi. Ketua umum partai tidak bergeser. Dinasti Megwati masih cukup kuat. Yang kemudian akan menanggung kerugian itu adalah PDIP sendiri.

"Saya sama sekali tidak melihat ada PDIP akan mengalami perubahan jika masih bersandar pada Megawati," jelasnya.

Ia mengatakan seharusnya PDIP tidak selamanya harus bergantung pada kepemimpinan Megawati. Diperlukan regenerasi politik sehingga akan memunculkan figur-figur alternatif.

Dikatakannya terpilihnya Megawati sama halnya terjadi dinasti politik. Partai kan bukan milik orang per orang, sehingga rotasi kepemimpinan harus dilakukan secara regular.

"Tidak seperti sekarang. Kok dari mulai berdiri sampai saat ini, Ketua Umum PDIP masih dipegang Megawati," katanya.

Padahal jika dievaluasi, lanjut Gafur kepemimpinan Megawati pada Pemilu 2009 tidak berhasil mempertahankan suara PDIP dan posisi PDIP. Suaranya malah menurun dan posisinya saat ini nomor tiga setelah Demokrat dan Golkar.

Apalagi melihat rekam jejak Megawati yang pernah dua kali kalah dalam Pemilu Presiden. Saya khawatir, terjadi kemandekan dalam proses kaderisasi. Padahal banyak tokoh-tokoh muda yang bisa dijadikan sandaran bagi PDIP dalam menghadapi Pemilu 2014.(F006/A024)