Palu (ANTARA News) - Pemanfaatan kemajuan teknologi yang makin berkembang tergantung si pemakainya, apakah akan digunakan keperluan positif atau negatif, kata Wakil Presiden (Wapres) Boediono.

"Kemajuan teknologi selalu memberi sisi positif dan negatif serta bisa memberi pengaruh yang cepat," kata Wapres Boediono saat dialog dengan siswa dan guru se-Palu di Madrasah Aliyah Alkhairaat, di Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), Jumat.

Hal tersebut dikemukaan Wapres menjawab pertanyaan seorang siswi terkait maraknya penggunaa jejaring sosial oleh para pelajar.

Menurut Wapres, kemajuan teknologi bisa dilakukan dan dimanfaatkan ke berbagai arah tergantung manusianya.

"Jadi harus ada rambu-rambu, sehingga efek negatif bisa lebih sedikit dibanding efek positif," kata Boediono.

Wapres mencontohkan, tenaga nuklir adalah salah satu contoh kemajuan yang bisa digunaka untuk positif dan negatif.

Nuklir, kata Boediono, bisa untuk pembangkit listrik dengan biaya murah, sehingga bisa bermanfaat bagi umat manusia.

"Tapi nuklir juga bisa digunakan untuk senjata yang bisa membahayakan mausia," papar Wapres.

Demikian untuk genetika, lanjut Wapres, bisa digunakan untuk hal positif dan negatif.

Negara maju pun, menurut Wapres, banyak yang tidak bisa membendung kemajuan teknologi, sehingga banyak pula yang kebobolan.

"China misalnya, melakukan banyak pemblokiran terhadap sejumlah situs, tapi tidak berhasil juga," ujar Boediono menambahkan.

Mendiknas M. Nuh yang hadir dalam dialog tersebut mengemukakan, teknologi ibarat "super market" yang menyediakan berbagai kebutuhan manusia.

"Di situ ada daging babi, ada bedak, beras atau bahan makanan. Tergantung manusianya, mau memilih mana yang diinginkan," tutur Nuh.

Hadir dalam dialog itu antara lain Mendagri Gamawan Fauzi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamad, serta Gubernur Sulteng HB Paliudju.
(T.A025/C004/P003)