PBB (ANTARA News/AFP) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon, Kamis, menyambut baik perjanjian pengurangan senjata baru yang ditandatangani oleh pemimpin Rusia dan Amerika Serikat (AS) di Praha.

Ban Ki-moon menyebut penandatanganan itu sebagai sebuah "tonggak sejarah penting".

"Sekretaris Jenderal menyambut baik penandatanganan kesepakatan baru START sebagai sebuah tonggak sejarah penting dalam upaya internasional untuk mewujudkan perlucutan senjata nuklir dan mewujudkan sebuah dunia yang bebas dari senjata nuklir," menurut sebuah pernyataan PBB.

"Ini adalah pencapaian penting yang juga akan membantu menciptakan sebuah atmosfir positif" bagi konferensi pengkajian Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir bulan depan di markas besar PBB, tambahnya.

Pemimpin PBB, yang saat ini sedang melakukan kunjungan ke Austria, mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden AS Barack Obama atas kepemimpinan mereka dan menyampaikan harapan agar kedua negara terus melanjutkan upaya mereka menuju "penghapusan seluruh senjata nuklir".

Obama dan Medvedev menandatangani perjanjian START, Kamis, dan berkomitmen untuk melakukan pengurangan besar-besaran dalam persenjataan nuklir sebagai tanda dimulainya era baru dalam hubungan kedua negara, sekalipun Medvedev menekankan sikap Rusia yang menentang pembentukan pangkalan pertahanan misil yang diinginkan AS di Eropa.

Dua negara yang bermusuhan di era Perang Dingin itu akan diijinkan untuk memiliki masing-masing maksimal 1.550 hulu ledak, sekitar 30 persen lebih sedikit dari batas yang ditetapkan pada 2002.

Mereka juga akan dibatasi untuk menembakkan misil balistik udara, permukaan dan bawah laut yang membawa hulu ledak sebanyak 700 kali. (G003/K004)