Jakarta (ANTARA) - PT Angkasa Pura I (Persero) mendukung peningkatan ekosistem investasi dan perluasan peluang investasi sektor kebandarudaraan melalui berbagai instrumen atau mekanisme investasi.

Hal tersebut sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengoptimalkan nilai aset dan menciptakan ekosistem investasi yang sehat.

"Perseroan mendukung langkah pemerintah untuk membuka peluang investasi dan pengelolaan bandara kepada semua pihak, baik swasta dalam negeri maupun luar negeri, yang berguna untuk memperkuat jaringan bisnis penerbangan Indonesia. Salah satunya dengan membuka peluang menjadi mitra strategis dan pengembangan Bandara Lombok Praya," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.

Adapun berbagai upaya perluasan peluang investasi di sektor kebandarudaraan yaitu dengan membuka peluang menjadi mitra strategis pengelolaan dan pengembangan Bandara Lombok Praya, kerja sama dengan mitra global untuk menangkap peluang ekspansi pengelolaan bandara di dalam dan luar negeri, dan penerbitan obligasi untuk pengembangan bandara.

Angkasa Pura I, lanjutnya, membuka seleksi mitra strategis pengembangan dan pengelolaan Bandara Internasional Lombok yang melingkupi penyediaan dan pengoperasian dengan bentuk B-O-T (Build-Operate-Transfer) dan B-O-O-T (Build-Own-Operate-Transfer) untuk Airport City.

Adapun perkiraan nilai proyek ini adalah sebesar Rp10,3 triliun dengan pengembalian investasi kerja sama dilaksanakan melalui mekanisme pembayaran oleh pengguna jasa dalam bentuk tarif sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Kerja sama strategis pengembangan dan pengelolaan merupakan upaya Angkasa Pura I untuk menjadikan Bandara Internasional Lombok menuju kelas dunia melalui peningkatan fasilitas dan kualitas layanan serta mengembangkan konsep airport city yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dari bisnis nonaeronautika.

Pada tahap pemberian penjelasan (aanwijzing) awal Oktober 2020, terdapat 26 perusahaan yang telah lolos proses prakualifikasi dan mengikuti tahapan proses aanwijzing, yaitu Royal Schiphol, Incheon Airport, Changi Airport, GMR Airport, Malaysia Airport BHD, Munich Airport, Vinci Airport, Fraport, dan Egis International.

Juga Titan Global Group, China Construction, Bechtel Enterprise, Scott Brownrigg, Lotte E&C, CU Phosco, Serco, Itochu Corporation, DAA International, AENA Internacional, AERTEC Solutions, ADP International, Toyota Tsusho, Mitsubishi, ASTRA Infra, Adhi Karya, dan Waskita Karya.

Selain membuka peluang menjadi mitra strategis pengelolaan dan pengembangan Bandara Lombok Praya, Angkasa Pura I juga bekerja sama dengan mitra global Incheon International Airport Corporation (IIAC) untuk memperluas peluang ekspansi pengelolaan bandara, baik di dalam negeri dan di luar negeri.

Pada Januari 2020, Angkasa Pura I resmi menggandeng IIAC dan Wijaya Karya dalam satu konsorsium untuk berpartisipasi pada seleksi pengelolaan Bandara Hang Nadim Batam. Bersama IIAC pula, Angkasa Pura I turut serta dalam seleksi pengelolaan Terminal 2 Bandara Internasional Kuwait dan Bandara Internasional Jeddah, Arab Saudi.

Sebelumnya, pada akhir 2016, Angkasa Pura I juga telah membuka peluang berinvestasi di sektor kebandarudaraan bagi investor lembaga dan publik secara umum melalui penerbitan obligasi I Angkasa Pura I sebesar Rp2,5 triliun dan sukuk ijarah I sebesar Rp500 miliar untuk mendukung pengembangan bandara yang dikelola perusahaan.

Baca juga: AP I siap berperan aktif dalam pembentukan "holding" BUMN Pariwisata

Baca juga: AP I layani 103.506 penumpang pada hari pertama libur panjang

Baca juga: AP I - BMKG gelar latihan kesiapan menghadapi tsunami di Bandara YIA