SAR Maumere selamatkan wisatawan di perairan Batu Bolong
31 Oktober 2020 22:28 WIB
Tim SAR Kantor Pencarian dan Pertolongan kelas B Maumere, Nusa Tenggara Timur sedang melakukan evakuasi terhadap para wisatawan yang kapalnya mengalami mati mesin di perairan Gili Lawa, Sabtu (31/10/2020). ANTARA/HO-Basarnas Maumere
Kupang (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) kelas B Maumere, Nusa Tenggara Timur berhasil menyelamatkan empat orang wisatawan nusantara yang kapalnya terombang-ambing gelombang karena mengalami mati mesin di perairan Batu Bolong, Manggarai Barat, Sabtu.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan kelas B Maumere, I Putu Sudayana membenarkan, sekitar pukul 13.30 wita menerima laporan tentang kondisi kapal wisata KM Kesha yang mengalami mati mesin yang berada sekitar 15,76 NM dari pelabuhan ASDP Labuan Bajo.
Menurut dia, kapal wisata KM Kesha dengan 10 wisatawan serta satu orang guide dan dua awak kapal berangkat dari Labuan Bajo menuju Pulau Tatawa, pada Sabtu (31/10) pukul 10.00 wita.
Baca juga: Wisatawan tenggelam di Pantai Parangtritis Bantul ditemukan meninggal
Selama berada di kawasan Pantai Tatawa, para wisatawan sempat melakukan snorkeling dan diving serta melihat ikan pari.
Ketika sedang dalam perjalanan dari Pulau Tatawa menuju Pulau Gili Lawa, pada pukul 13.30 wita mesin kapal wisata KM Kesha tiba-tiba tidak berfungsi.
Para awak kapal berupaya mengevakuasi enam orang wisatawan dan satu orang guide menggunakan sekoci kapal menuju pantai Tatawa.
"Pada saat enam orang wisatawan tiba di Pantai Tatawa terjadi hujan lebat dan gelombang tinggi, sehingga proses evakuasi terhadap empat orang yang berada di atas kapal wisata KM Kesha tidak bisa dilakukan," tegas I Putu Sudayana.
Baca juga: Tim SAR Ambon hentikan pencarian WNA hilang saat menyelam
Hujan lebat disertai angin kencang memicu gelombang tinggi menyebabkan kapal wisata KM Kesha bersama empat wisatawan dan dua awak kapal hanyut terbawa gelombang ke arah pantai Gili Lawa.
Ia mengatakan, tim SAR gabungan di Labuan Bajo langsung bergerak ke lokasi kejadian pada pukul 15.00 wita setelah menerima informasi itu.
"Para wisatawan dan awak kapal semuanya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan semuanya telah dievakuasi ke Labuan Bajo," tegasnya.
Baca juga: Sepekan belum ketemu, SAR hentikan pencarian wisatawan di Danau Toba
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan kelas B Maumere, I Putu Sudayana membenarkan, sekitar pukul 13.30 wita menerima laporan tentang kondisi kapal wisata KM Kesha yang mengalami mati mesin yang berada sekitar 15,76 NM dari pelabuhan ASDP Labuan Bajo.
Menurut dia, kapal wisata KM Kesha dengan 10 wisatawan serta satu orang guide dan dua awak kapal berangkat dari Labuan Bajo menuju Pulau Tatawa, pada Sabtu (31/10) pukul 10.00 wita.
Baca juga: Wisatawan tenggelam di Pantai Parangtritis Bantul ditemukan meninggal
Selama berada di kawasan Pantai Tatawa, para wisatawan sempat melakukan snorkeling dan diving serta melihat ikan pari.
Ketika sedang dalam perjalanan dari Pulau Tatawa menuju Pulau Gili Lawa, pada pukul 13.30 wita mesin kapal wisata KM Kesha tiba-tiba tidak berfungsi.
Para awak kapal berupaya mengevakuasi enam orang wisatawan dan satu orang guide menggunakan sekoci kapal menuju pantai Tatawa.
"Pada saat enam orang wisatawan tiba di Pantai Tatawa terjadi hujan lebat dan gelombang tinggi, sehingga proses evakuasi terhadap empat orang yang berada di atas kapal wisata KM Kesha tidak bisa dilakukan," tegas I Putu Sudayana.
Baca juga: Tim SAR Ambon hentikan pencarian WNA hilang saat menyelam
Hujan lebat disertai angin kencang memicu gelombang tinggi menyebabkan kapal wisata KM Kesha bersama empat wisatawan dan dua awak kapal hanyut terbawa gelombang ke arah pantai Gili Lawa.
Ia mengatakan, tim SAR gabungan di Labuan Bajo langsung bergerak ke lokasi kejadian pada pukul 15.00 wita setelah menerima informasi itu.
"Para wisatawan dan awak kapal semuanya berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan semuanya telah dievakuasi ke Labuan Bajo," tegasnya.
Baca juga: Sepekan belum ketemu, SAR hentikan pencarian wisatawan di Danau Toba
Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2020
Tags: