Guruh Soekarnoputra Akui Komunikasi dengan Mega Terputus
7 April 2010 20:41 WIB
Salah satu Pengurus DPP PDIP, Guruh Soekarnoputra (tengah) memberi keterangan kepada pers terkait ketidakhadirannya dalam pembukaan Kongres III PDIP di Sanur, Bali, Selasa (6/4). (ANTARA/Nyoman Budhiana)
Sanur, Bali (ANTARA) - Kendati mengakui tetap menghormati persaudaraan, baik secara biologis maupun ideologis, namun Guruh Soekarnoputra mengungkapkan, komunikasinya dengan kakak sulungnya Megawati Soekarnoputri terputus.
Ia mengatakan itu dalam temu wartawan di `Segara Village`, Sanur, Bali, Rabu, sehubungan dengan tekadnya sejak awal melakukan penyelamatan partai dan kakaknya itu dari kelompok elite tertentu yang disebutnya sebagai `para begundal` dan kaum `keblinger`.
"Sebenarnya kami selalu berhubungan, dan saya selalu berinisiatif membangun komunikasi itu. Tetapi belakangan (terutama menyongsong dan di saat Kongres Ke-3 PDI Perjuangan di Bali), hubungan kami terputus," ungkapnya kepada pers, yang datang di `Segara Village`, Sanur, sekitar 500 meter dari lokasi Kongres Ke-3 PDI Perjuangan di Hotel `Inna Grand Bali Beach`.
Guruh Soekarnoputra menambahkan, penyelamatan partai (dari upaya para `begundal yang mengarahkan PDI Perjuangan semakin jauh dari landasan ideologi Pancasila serta ajaran Bung Karno lainnya), mestinya bisa dilakukan, jika Megawati Soekarnoputri tidak dibiarkan dikeliling kaum `keblinger tersebut.
"Dan sebelum ini (kongres), kami selalu berhubungan. Saya selalu melakukannya. Tetapi belakangan mbak Mega belum memberi waktu. Tanyakan ke dia saja," katanya.
Padahal, menurutnya, ia berharap bisa terus memberi masukan kepada kakaknya itu tentang upaya menyelamatkan PDI Perjuangan sebagai partai rakyat sejati, yaitu kekuatan politik `wong cilik berideologi ajaran Bung Karno.
Faktanya, demikian Guruh Soekarnoputra, kini PDI Perjuangan semakin jauh dari jatidirinya itu.
(M036/R009)
Ia mengatakan itu dalam temu wartawan di `Segara Village`, Sanur, Bali, Rabu, sehubungan dengan tekadnya sejak awal melakukan penyelamatan partai dan kakaknya itu dari kelompok elite tertentu yang disebutnya sebagai `para begundal` dan kaum `keblinger`.
"Sebenarnya kami selalu berhubungan, dan saya selalu berinisiatif membangun komunikasi itu. Tetapi belakangan (terutama menyongsong dan di saat Kongres Ke-3 PDI Perjuangan di Bali), hubungan kami terputus," ungkapnya kepada pers, yang datang di `Segara Village`, Sanur, sekitar 500 meter dari lokasi Kongres Ke-3 PDI Perjuangan di Hotel `Inna Grand Bali Beach`.
Guruh Soekarnoputra menambahkan, penyelamatan partai (dari upaya para `begundal yang mengarahkan PDI Perjuangan semakin jauh dari landasan ideologi Pancasila serta ajaran Bung Karno lainnya), mestinya bisa dilakukan, jika Megawati Soekarnoputri tidak dibiarkan dikeliling kaum `keblinger tersebut.
"Dan sebelum ini (kongres), kami selalu berhubungan. Saya selalu melakukannya. Tetapi belakangan mbak Mega belum memberi waktu. Tanyakan ke dia saja," katanya.
Padahal, menurutnya, ia berharap bisa terus memberi masukan kepada kakaknya itu tentang upaya menyelamatkan PDI Perjuangan sebagai partai rakyat sejati, yaitu kekuatan politik `wong cilik berideologi ajaran Bung Karno.
Faktanya, demikian Guruh Soekarnoputra, kini PDI Perjuangan semakin jauh dari jatidirinya itu.
(M036/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010
Tags: