Jakarta (ANTARA) - DKI Jakarta sudah mengeluarkan kebijakan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai demi mengurangi sampah plastik, juga agar masyarakat beralih memakai kantong belanja ramah lingkungan.

Tiza Mafira dari Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik memberikan kiat memanfaatkan kantong plastik yang ada di rumah agar pemanfaatannya memberikan dampak baik bagi lingkungan.

"Pakai ulang sebanyak mungkin, tapi jangan untuk kantong sampah karena itu hanya dipakai dua kali, saat membeli, lalu ketika membuang barang," kata Tiza dalam webinar “Zero Waste! Cara Asyik Kelola Sampah di Rumah pada Masa Pandemi”, Sabtu.

Baca juga: Pemerintah gandeng agen wisata sosialisasikan kantong ramah lingkungan

Karena bahannya sulit terurai, kantong plastik punya sifat awet sehingga bisa digunakan terus menerus. Gunakanlah berulang kali agar fungsinya maksimal. Anda bisa membawanya untuk berbelanja ke warung terdekat, atau memanfaatkannya sebagai pembungkus barang.

"Untuk menampung sampah (dengan plastik) itu tidak tepat, jadi tidak usah pakai kemasan."

Tiza mengungkapkan praktik pengelolaan sampah di rumahnya. Untuk pemula, cobalah membagi sampah menjadi dua bagian, sampah basah (organik) dan sampah kering seperti plastik, kaleng, hingga kaca.

"Sampah basah dan sampah kering itu tidak jodoh, jangan sampai mereka tercampur, kalau sempat tercampur sebentar saja sudah saling mencemari satu sama lain."

Sebelum membuang sampah kering ke tempat yang disediakan. Pastikan semuanya sudah bersih dari zat-zat lain. Setidaknya bilas dulu botol-botol minuman dari sisa cairan di dalamnya untuk memudahkan pemulung yang bakal membawanya ke bank sampah.

Baca juga: Yuki Kato sambut kebijakan kurangi kantong plastik di Jakarta

Tiza sendiri memilah sampah kering menjadi tiga macam, yakni sampah plastik, sampah kaleng dan kaca, serta kardus dan kertas yang tidak kotor. Setiap dua pekan sekali, sampah anorganik yang sudah bersih itu dibawa ke bank sampah untuk diolah kembali.

Tidak semua sampah kering bisa diterima oleh bank sampah. Sampah sanitasi, seperti popok, pembalut, perban dia bungkus memakai koran dan dibuang setiap hari, diambil oleh tukang sampah untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir.

Sementara sampah dapur dan kamar mandi seperti tisu, kapas, kertas berminyak, puntung rokok hingga bungkus mie instan dia bungkus dengan kantong sampah dan dibuang saat sudah penuh.

Sementara itu, semua sampah organik dia jadikan kompos agar bisa dimanfaatkan lagi.

"Kalau tidak ada kebun, ada tong kompos yang bisa ditaruh di balkon apartemen. Kalau belum siap composting sendiri, bisa ajak komunitas untuk bentuk fasilitas composting bersama."

Langkah penting lainnya adalah mengurangi produksi sampah. Dengan cara memilah barang-barang yang akhirnya dibuang, Anda bisa melihat jenis sampah residu apa saja yang paling banyak di rumah, lalu berusahalah untuk mengurangi jumlahnya.

Baca juga: Tiga tips kurangi limbah makanan

Baca juga: "Master", robot pemroses sampah karya mahasiswa UMM