Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Rabu sore cenderung stabil karena pelaku pasar mengurangi kegiatannya, namun posisi rupiah masih dibawah angka Rp9.050 per dolar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar menguat tipis empat poin menjadi Rp9.046-Rp9.056 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.050-Rp9.060.

Analis Valas PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan, kegiatan pasar menjelang sore cenderung berkurang yang terlihat dari mengendornya aksi beli terhadap rupiah.

Pelaku asing mengurangi pembelian terhadap rupiah dibanding sesi sebelumnya sehingga mata uang Indonesia mengalami kenaikan yang tipis, katanya.

Sekalipun kenaikannya berkurang, menurut dia peluang rupiah untuk bisa mencapai angka Rp9.000 per dolar masih cukup besar.

Rully Nova mengatakan, rupiah diperkirakan akan kembali menguat hingga mendekati angka Rp9.000 per dolar, meski kenaikannya saat ini mengecil.

Hal ini disebabkan pelaku pasar lokal terutama eksportir mengharapkan BI untuk mengamati pergerakan rupiah yang terus menguat, katanya.

Rupiah, lanjut dia, dalam waktu tidak lama kemungkinan akan berhasil mencapai angka Rp9.000 per dolar, bahkan melewati level tersebut karena aksi beli pelaku asing terhadap rupiah makin kuat.

Pelaku asing membeli rupiah dan melepas dolar untuk bermain di pasar saham, yang mendorong Indeks Harga saham Gabungan (IHSG) menguat hingga mendekati angka 3.000 poin, ucapnya.

Apalagi Indonesia dalam waktu dekat, menurut dia, akan bisa mencapai rating investasi (Investment grade) yang akan memicu rupiah terus naik. "Kami optimis rupiah akan sangat diuntungkan oleh ekspektasi peningkatan peringkat ke investment grade," katanya.

BI sendiri, menurut dia memperkirakan rupiah akan dapat mencapai level Rp9.000 per dolar yang akan bertahan lama di posisi tersebut.

Sejumlah analis memperkirakan, rupiah akan dapat menembus angka Rp9.000 per dolar hingga berada di posisi Rp8.300 per dolar.

Apabila posisi rupiah berada di level Rp8.300 per dolar, kemungkinan BI akan turun ke pasar menahan gerakan rupiah yang menguat dan adanya permintaan dari eksportir untuk mencermati mata uang Indonesia lebih jauh, katanya.
(CS/B010)