Jakarta (ANTARA) - Pegiat usaha bidang fesyen berupaya tetap menjaga produktivitas melalui sejumlah strategi di tengah hadangan pandemi COVID-19 yang melanda dunia selama beberapa waktu terakhir.

Pemilik usaha busana muslim, Qirani Grup (berdiri sejak tahun 2007), Devi Trisna misalnya, yang kini berfokus pada pakaian sehari-hari atau daily wear mulai dari home dress, night dress hingga sport dress mengingat sebagian orang saat ini bekerja dari rumah (work from home atau WFH).

Baca juga: Memulai bisnis fesyen lewat "marketplace", ini tipsnya

"Jaga revenue, bagaimana caranya tetap ada penghasilan, harus kreatif salah satunya switch product. Banyak yang WFH, bagaimana produk dibeli, akhirnya (kami) mengeluarkan produk daily wear seperti home dress, night dress, sport dress," ujar Devi dalam webinar Digital Fashion Show, Jumat (30/10) malam.

Strategi tersebut membuat dia dan tim memperhatikan pemakaian bahan baku produk yang tepat untuk busana rumah. Dari sisi harga, mereka juga berusaha menyesuaikan agar produknya diterima pasar.

Minat pasar yang berubah juga turut diperhatikan. Menurut dia, konsumen saat ini cenderung mencari produk yang sesuai dengan dana mereka dan fesyen bukan lagi menjadi kebutuhan primer mereka.

Dari sisi cash flow, Devi dan tim menerapkan efisiensi ketat mulai dari bahan baku hingga pengeluaran untuk iklan, mengingat penjualan yang tidak pasti.

"Lalu saving. Kewajiban saat kondisi ini harus sangat efisien dalam mengeluarkan rupiah," kata anggota komunitas UMKM Alumni Unpad itu.

Model transaksi yang digunakan pun tak lagi offline melainkan online, memanfaatkan market place yang sudah ada untuk meminimalisir kontak dekat dengan orang-orang.

Strategi Devi tak sampai di sana. Dia juga berusaha menjaga moral things rekan-rekan kerjanya karena banyak yang terpukul selama pandemi, mulai dari suami yang di-PHK, penghasilan menurun hingga masalah lainnya.

Salah satu yang Devi upayakan, berupaya agar tim-nya tetap semangat bekerja ikhlas dengan membantu meningkatkan aktivitas spiritual mereka.

"Bersama kesulitan Allah siapkan hal indah, bagaimana bertahan untuk menyongsong yang indah," kata dia.

Bagi Devi, walau kondisi pandemi membuat tak nyaman semua orang termasuk pengusaha seperti dirinya, ditambah daya beli konsumen yang menurun, namun dia harus bertahan karena banyak orang yang terlibat dalam bisnis-nya.

"Tetap harus aktif, berusaha, bertahan karena kami enggak tega harus sampai berhenti, banyak orang terlibat dalam bisnis ini," demikian tutur Devi.


Baca juga: "Personal touch" dalam produk, tips Marini Zumarnis memikat konsumen

Baca juga: SIRCLO tangkap peluang bisnis fesyen "plus size"

Baca juga: Gelar pameran, bisnis fesyen tradisional di Palembang mulai menggeliat