Denpasar (ANTARA News) - Puluhan wartawan nasional dan lokal, Selasa, kecewa karena mereka tidak mendapatkan kartu tanda pengenal dan tidak diizinkan masuk ke arena Kongres III PDIP yang digelar di Sanur, Denpasar, Bali.

Arnol, seorang koresponden media nasional di Sanur, mengaku sudah sekitar sepekan lalu mendaftarkan diri kepada seksi humas dan publikasi untuk dapat meliput kongres itu, namun hingga menjelang pembukaan kongres, kartu pengenal itu belum diterbitkan.

Akibatnya, petugas keamanan melarang dia bersama wartawan lainnya untuk masuk ke arena dan meliput kongres tersebut.

"Saya dengan kawan-kawan sudah sepekan lalu mendaftarkan diri kepada panitia daerah, tetapi hingga pembukaan kongres yang dibuka oleh Megawati Soekarnoputri belum juga diberikan," katanya.

Ia sebelumnya sudah langsung menghubungi panitia pusat, tetapi disarankan untuk mendaftar kepada panitia daerah yang membidangi kehumasan.

"Panitia pusat menyarankan saya untuk mendaftar pada panitia daerah. Semua itu saya sudah lakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh panitia," ucap Arnol.

Sejumlah wartawan lain juga mengalami nasib yang sama. Bahkan saat pengurusan kartu pengenal panitia berbelit-belit dengan alasan kartu tersebut belum ditandatangani oleh koordinator bidang humas.

Bahkan janji panitia bahwa kartu tanda pengenal tersebut sudah dibagikan pada Senin (5/4) pagi, ternyata baru pada malam harinya dibagikan, itu pun hanya terbatas.

Karena tidak memiliki kartu pengenal, sejumlah wartawan memilih meninggalkan arena kongres yang dihadiri sekitar 1.700 orang dari panitia, utusan DPP, DPD dan DPC PDI Perjuangan.

Seksi Humas dan Publikasi Kongres III PDIP Bernart Keytimu mengatakan, pihaknya sudah mengajukan nama-nama wartawan lokal maupun koresponden media nasional ke koordinator bidang humas.

"Kami sudah ajukan nama-nama wartawan tersebut, tetapi panitia pusat hanya memberikan kartu pengenal untuk satu media hanya maksimal dua orang," katanya.

Selain itu, kata Bernart, khusus acara pembukaan kongres untuk awak media dibatasi masuk ke ruang utama, kecuali juru kamera dan fotografer. Sedangkan wartawan lainnya bisa meliput lewat media center, karena di ruang itu juga dipasangi layar monitor.

Menurut dia, di ruang media center juga disediakan fasilitas komputer sebanyak 20 unit dan internet serta Wi-Fi tanpa baras.

(T.I020/M026/S026)