Sanur (ANTARA News) - Setidaknya tiga kali Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri nyaris menangis ketika secara emosional mengucapkan pidato politiknya pada pembukaan Kongres ke-3 PDI Perjuangan di Hotel `Ina Grand Bali Beach`, Sanur, Bali, Selasa.

Kejadian pertama terjadi saat mengutip kata-kata Bung Karno untuk membangkitkan semangat para kadernya agar terus berjuang demi kepentingan para wong cilik ke depan, kendati menghadapi tantangan dinamika politik berbungkus demokrasi prosedural sarat manipulasi.

"Saya mengajak seluruh keuarga partai di mana pun, agar lima tahun ini diangap sebagai pelajaran amat berharga, dan jadikan lima tahun ke depan sebagai tahun-tahun perubahan dan kebangkitan kembali," katanya mengakhiri suasana bernuansa sentimentil itu.

Kejadian kedua terjadi ketika Megawati kembali mencuplik kata-kata Bung Karno.

"Keadaan (sekarang) ini mengingatkan saya pada tahun-tahun sulit yang pernah dilewati oleh Bung Karno, yang hingga hari ini masih ternginang-ngiang..... Majulah terus, jangan mundur, mundur hancur, `mendek ambleg, bongkar maju terus.

Kita tak bisa dan tak boleh berbalik lagi, kita sudah mencapai suatu `point of no return`. Jadi, kita tidak punya pilihan lain, kecuali kembali ke jati diri (partai) yang punya ideologis," tegasny.

Terakhir, saat Megawati mengakhiri pidato politiknya dengan menghaturkan ucapan terima kasih kepada seluruh kader dan massa PDI Perjuangan yang telah mempercayakannya memimpin partai selang lima tahun terakhir di tengah suasana dinamika demokrasi prosedural manipulatif.

"Mengakhiri pidato, izinkan saya dan seluruh jajaran DPP PDI Perjuangan yang segera demisioner mengucapkan terima kasih atas kepercayanannya selama lima tahun ini," katanya dengan kalimat terputus-putus. (*)

M036/AR09