Pemprov Jatim tunda operasional RS lapangan COVID-19 di Kota Malang
29 Oktober 2020 18:25 WIB
Ilustrasi - Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meninjau RS Lapangan COVID-19 yang berlokasi di area Gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan Jalan Indrapura 17 Surabaya beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Humas Pemprov Jatim/FA)
Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyatakan menunda operasional rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 di Kota Malang yang sebelumnya direncanakan pada akhir Oktober 2020.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa penundaan tersebut dikarenakan kasus konfirmasi positif COVID-19 di wilayah Malang Raya, sudah mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Untuk yang di Kota Malang, ditunda dulu. Mudah-mudahan semua melandai dan membaik," kata Khofifah usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat NU di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di RS Lapangan Surabaya capai 2.070 orang
Baca juga: RS Lapangan Surabaya rawat 14 pasien COVID-19 kategori ringan
Khofifah menjelaskan rencana untuk membangun rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 di Kota Malang tersebut, sebelumnya merupakan bentuk antisipasi jika kasus konfirmasi virus corona terus mengalami penambahan.
Namun, lanjut Khofifah, jika dilihat berdasarkan data saat ini, tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang terus mengalami penurunan, sehingga pembukaan rumah sakit lapangan tersebut ditunda.
Menurut Khofifah, keputusan untuk menunda pembukaan rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 tersebut, usai dilakukan rapat oleh tim dokter, Dinas Kesehatan, termasuk Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang, dua pekan lalu.
"Kita melihat tren dari kasus positif di Malang Raya terus melandai. Sehingga, keputusan dari hasil rapat dari tim dokter, dinas kesehatan, terutama dari direktur RSSA, mereka memutuskan tunda dulu," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan penundaan pembukaan rumah sakit lapangan tersebut, sudah dikoordinasikan dengan Menteri Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pusat. Diharapkan, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 khususnya di Malang Raya bisa terus melandai.
"Harapan kita (kasus COVID-19) melandai, menurun, dan terkendali," kata Khofifah.
Rumah sakit lapangan penanganan COVID-19, sebelumnya disiapkan di lapangan Poltekes yang terletak di Kawasan Idjen Boulevard, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Rumah sakit tersebut, bertujuan untuk mengurangi risiko penularan pada lingkungan keluarga.
Baca juga: Pemkot Malang sebut kapasitas RS penanganan COVID-19 masih mencukupi
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Kota Malang diperkirakan mulai Desember 2020
Sebab, banyak pasien konfirmasi positif dengan gejala ringan atau tanpa gejala, melakukan isolasi mandiri dan berisiko menularkan pada anggota keluarga lainnya. Presiden Joko Widodo telah memberikan perintah agar pemerintah daerah mewaspadai klaster keluarga.
Rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 tersebut, nantinya dijadikan sebagai alternatif rujukan pasien konfirmasi positif COVID-19 yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, saat kapasitas rumah karantina dan RSUD Kota Malang penuh.
Secara keseluruhan, di wilayah Malang Raya tercatat ada 3.609 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, 3.191 orang dinyatakan sembuh, 320 orang dilaporkan meninggal dunia, dan sisanya masih berada dalam perawatan.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa penundaan tersebut dikarenakan kasus konfirmasi positif COVID-19 di wilayah Malang Raya, sudah mulai mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Untuk yang di Kota Malang, ditunda dulu. Mudah-mudahan semua melandai dan membaik," kata Khofifah usai menghadiri Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat NU di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis.
Baca juga: Pasien sembuh dari COVID-19 di RS Lapangan Surabaya capai 2.070 orang
Baca juga: RS Lapangan Surabaya rawat 14 pasien COVID-19 kategori ringan
Khofifah menjelaskan rencana untuk membangun rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 di Kota Malang tersebut, sebelumnya merupakan bentuk antisipasi jika kasus konfirmasi virus corona terus mengalami penambahan.
Namun, lanjut Khofifah, jika dilihat berdasarkan data saat ini, tren kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang terus mengalami penurunan, sehingga pembukaan rumah sakit lapangan tersebut ditunda.
Menurut Khofifah, keputusan untuk menunda pembukaan rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 tersebut, usai dilakukan rapat oleh tim dokter, Dinas Kesehatan, termasuk Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Malang, dua pekan lalu.
"Kita melihat tren dari kasus positif di Malang Raya terus melandai. Sehingga, keputusan dari hasil rapat dari tim dokter, dinas kesehatan, terutama dari direktur RSSA, mereka memutuskan tunda dulu," ujar Khofifah.
Khofifah menambahkan penundaan pembukaan rumah sakit lapangan tersebut, sudah dikoordinasikan dengan Menteri Kesehatan dan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 pusat. Diharapkan, angka kasus konfirmasi positif COVID-19 khususnya di Malang Raya bisa terus melandai.
"Harapan kita (kasus COVID-19) melandai, menurun, dan terkendali," kata Khofifah.
Rumah sakit lapangan penanganan COVID-19, sebelumnya disiapkan di lapangan Poltekes yang terletak di Kawasan Idjen Boulevard, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Rumah sakit tersebut, bertujuan untuk mengurangi risiko penularan pada lingkungan keluarga.
Baca juga: Pemkot Malang sebut kapasitas RS penanganan COVID-19 masih mencukupi
Baca juga: Vaksinasi COVID-19 di Kota Malang diperkirakan mulai Desember 2020
Sebab, banyak pasien konfirmasi positif dengan gejala ringan atau tanpa gejala, melakukan isolasi mandiri dan berisiko menularkan pada anggota keluarga lainnya. Presiden Joko Widodo telah memberikan perintah agar pemerintah daerah mewaspadai klaster keluarga.
Rumah sakit lapangan penanganan COVID-19 tersebut, nantinya dijadikan sebagai alternatif rujukan pasien konfirmasi positif COVID-19 yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala, saat kapasitas rumah karantina dan RSUD Kota Malang penuh.
Secara keseluruhan, di wilayah Malang Raya tercatat ada 3.609 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, 3.191 orang dinyatakan sembuh, 320 orang dilaporkan meninggal dunia, dan sisanya masih berada dalam perawatan.
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020
Tags: