Jakarta (ANTARA) - PT Trinitan Metals and Minerals Tbk. (TMM) melakukan ground breaking pembangunan smelter nikel di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu.

Ground breaking ini merupakan tindak lanjut dari Kesepakatan Bersama antara TMM dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) untuk membangun smelter nikel di atas lahan seluas 200 hektare, yang ditandatangani pada tanggal 16 September 2020.

Menurut Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola melalui informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Rabu kehadiran smelter di Palu akan membuktikan bahwa pembangunan smelter tidak hanya bisa dilakukan di Morowali saja, asalkan pemerintah dapat memberikan kemudahan-kemudahan dan fasilitasi-fasilitasi.

Menurutnya, investasi yang dilakukan TMM di KEK Palu ini memiliki manfaat yang besar karena TMM akan memprioritaskan lapangan kerja di smelter nikel milik mereka bagi para korban bencana di Palu.

Baca juga: Kementerian ESDM: Hilirisasi nikel berdampak positif bagi perekonomian

“Kehadiran TMM di KEK Palu memberikan dampak yang luar biasa untuk pertumbuhan ekonomi, untuk membangkitkan ekonomi, dan untuk perputaran ekonomi. InsyaAllah, dapat lebih mendorong semangat dari teman-teman (investor) lainnya untuk berinvestasi di berbagai bidang,” ujar Longki Djanggola.

Sementara itu, Direktur TMM, Widodo Sucipto menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Kota Palu atas dukungan yang diberikan kepada TMM, sejak awal penandatanganan Kesepakatan Bersama dengan BPST hingga berlangsungnya proses ground breaking.

Menurutnya, ground breaking yang dilakukan bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ini merupakan langkah konkrit dan wujud komitmen TMM untuk membangun Palu bersama dengan KEK Palu. Setelah ground breaking, lanjutnya, TMM akan melakukan land clearing yang dilanjutkan dengan pemindahan alat-alat yang berada di Polman (Polewali Mandar) ke KEK Palu.

“Secara paralel kami juga akan melakukan feasibility study dengan 2 (dua) perusahaan raksasa Jepang yang akan rampung pada bulan Maret 2021, dan kemudian akan dilanjutkan dengan melakukan DED (Detailed Engineer Design),” ungkap Widodo Sucipto.

Baca juga: Kemenperin genjot peran industri smelter nikel

Dalam kesempatan tersebut, Widodo juga menyampaikan bahwa TMM akan bergandengan tangan erat dengan KEK Palu, serta melakukan kolaborasi dengan membentuk team planologi antara TMM dan KEK Palu.

Selain itu, kata dia, TMM juga akan memindahkan Pilot Plant teknologi Hidrometalurgi Step Temparature Acid Leach (STAL) dari kawasan Cileungsi, Jawa Barat ke KEK Palu, yang akan dilanjutkan dengan pembangunan beberapa mini plant di mulut tambang yang hasilnya berupa konsentrat, dan akan diproses lebih lanjut di fasilitas main plant di KEK Palu dengan kapasitas hingga 5.000 ton nikel murni.

Untuk diketahui, TMM adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan teknologi pemurnian mineral, pengelolaan limbah pertambangan dan pertambangan. Salah satu pengembangan yang sedang dilakukan oleh TMM adalah memanfaatkan teknologi Hidrometalurgi Step Temparature Acid Leach (STAL) di Indonesia untuk melakukan proses pemurnian berlapis, sehingga menghasilkan limbah padat yang sangat minim, penggunaan air dan energi yang minimal.

“Smelter nikel ini dalam pengoperasiannya kelak akan menggunakan teknologi Hidrometalurgi Step Temperature Acid Leach (STAL), yang merupakan solusi bagi pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah di Indonesia, dengan nilai investasi yang efisien, namun mampu menghasilkan nikel 99,96 persen (LME Grade), serta nikel sulfat (NiSO4) dan kobalt sulfat (CoSO4) battery grade,” ujar Widodo Sucipto.

Widodo Sucipto juga berjanji bahwa nantinya tidak akan ada limbah padat maupun cair yang terbuang, ataupun bahkan sampai merusak lingkungan alam dalam pengaplikasian teknologi Hidrometalurgi Step Temperature Acid Leach (STAL).

“Kami harap upaya pembangunan smelter nikel yang dilakukan TMM ini dapat mendukung program hilirisasi nikel yang dilakukan pemerintah Indonesia, sekaligus mendorong perkembangan industri mobil listrik nasional,” kata Widodo Sucipto.