Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr Giwo Rubianto Wiyogo mengatakan Hari Sumpah Pemuda tidak bisa lepas dari lahirnya perempuan sebagai Ibu Bangsa.

"Dua bulan setelah peringatan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para perempuan Indonesia menginisiasi pembentukan Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia atau PPI," ujar Giwo dalam webinar memperingati Hari Sumpah Pemuda di Jakarta, Rabu.

PPI tersebut merupakan cikal bakar berdirinya Kongres Wanita Indonesia atau Kowani yang merupakan organisasi perjuangan perempuan di Indonesia.

Perempuan sebagai Ibu Bangsa memiliki tugas untuk melahirkan generasi yang kreatif, inovatif dan berdaya saing.

Baca juga: Pemahaman perempuan di bidang politik harus ditingkatkan

Dia menambahkan semangat yang terkandung dalam peristiwa Sumpah Pemuda yakni bertumpah darah satu yakni Indonesia, berbangsa satu yakni bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan yakni Bahasa Indonesia juga menjadi semangat bagi perempuan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Cita-cita mengenai Ibu Bangsa dicetus pada 1935 atau 10 tahun sebelum Indonesia merdeka. Perempuan sebagai Ibu Bangsa tetap relevan sepanjang zaman," tambah dia.

Untuk mewujudkan perempuan sebagai Ibu Bangsa bukanlah hal yang mudah. Sehingga perlu gotong royong dalam mewujudkan cita-cita mulia itu.

Baca juga: Kowani: Perempuan penentu keberhasilan ketahanan keluarga revolusi 4.0

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan, mengatakan Kowani bergerak sejak lama, memiliki daya dan kekuatan untuk ikut membangun bangsa dan negara.

"Bahkan dalam situasi sulit seperti saat ini, Kowani hadir memberikan solusi," kata Restu.

Dalam kesempatan itu, Restu mengajak para perempuan Indonesia untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia pada generasi muda, baik melalui dongeng maupun media lainnya.

"Indonesia mempunyai kekayaan budaya yang sangat banyak, dunia mengakuinya. Sebut saja Borobudur, berbagai tarian dan lainnya. Ada banyak cerita-cerita dengan karakter Indonesia, ada dongeng panji, ada wayang. Itu semua harus kembali dikenalkan kepada generasi muda kita dan saya berharap peran ibu-ibu untuk memulainya," imbuh Restu.

Baca juga: Kowani raih rekor MURI atas pemberdayaan perempuan selama pandemi
Baca juga: Kowani latih guru Paud selama proses belajar dari rumah