Mataram (ANTARA) - Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat menjadi wujud "kolaborasi pentahelix" dalam penanggulangan bencana, kata pimpinan forum itu.

"Dalam forum ini ada kerja kemanusiaan bersama dari semua pihak, baik dari pemerintah daerah, masyarakat, pengusaha, akademisi, dan juga media," kata Ketua Forum PRB NTB Ir Rahmat Sabani, MP di Mataram, Selasa.

Kerja sama dalam forum yang dikukuhkan Gubernur NTB Dr Zulkieflimansyah pada 20 Oktober 2020 inilah yang kemudian dikatakan Rahmat menjadi wujud "kolaborasi pentahelix".

Hal itu, kata dia, telah diatur dalam Peraturan Daerah Nusa Tenggara Barat Nomor 9 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Bencana di mana forum PRB disebut sebagai wadah diskusi dan mediasi untuk mengakomodasi inisiatif-inisiatif pengurangan risiko bencana di daerah.

"Jadi forum ini adalah manifestasi dari mandat peraturan daerah tentang penanggulangan bencana," katanya.

Sebagai implementasi nyata dari forum ini, koordinasi sudah dilaksanakan dengan berbagai pihak. Namun ada kabar penting yang datang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait bencana hidrometeorologi.

"Kami menerima informasi dari BMKG bahwa dalam tiga bulan ke depan, kita harus segera menyiapkan strategi dari bencana hidrometeorologi," katanya.

Potensi munculnya bencana hydrometeorologi, seperti banjir, longsor, hingga puting beliung, kata Rahmat Sabani, mesti dilihat dari hasil analisis gangguan cuaca yang terjadi di tengah musim hujan.

"Jadi menanggapi informasi dari BMKG, kami dari forum bersama BPBD NTB mulai mempersiapkan rencana kesiapsiagaan bersama dalam menghadapi ancaman bencana tersebut," kata dosen Universitas Mataran (Unram) itu.

Senada dengan pernyataan Ketua Forum PRB NTB Rahmat Sabani, Kepala Pelaksana BPBD NTB Ir I Gusti Bagus Sugiartha, membenarkan bahwa pihaknya kini sedang menyusun strategi dalam menghadapi ancaman bencana.

Bersama Forum PRB NTB, BPBD NTB memulainya dengan melakukan pemetaan wilayah yang berpotensi sebagai lokasi bencana.

"Dari situ (lokasi bencana) kami mencari sumber daya yang mampu mengambil langkah cepat ketika bencana itu terjadi," demikian Sugiartha.

Baca juga: NTB siapkan desa tangguh bencana di lingkar KEK Mandalika

Baca juga: Konsepsi NTB latih fasilitator Desa Tangguh Bencana

Baca juga: Hadapi bencana NTB susun rencana kontingensi


Baca juga: PMI latih anak usia dini tentang pengurangan risiko bencana