Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Ainun Na'im mengatakan kementeriannya melakukan sejumlah program dalam menangani pandemi COVID-19.

"Diantaranya program bantuan bagi mahasiswa pada masa sulit dengan memberikan cicilan uang kuliah tunggal (UKT), penundaan UKT, penurunan UKT, pemberian beasiswa, dan bantuan infrastruktur," ujar Ainun dalam taklimat media di Jakarta, Selasa.

Upaya lainnya yakni dengan melakukan pembatalan ujian nasional dan ujian sekolah. Kemudian pengunduran pendaftaran Ujian tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Baca juga: Kemendikbud : Pandemi ajang mahasiswa menjadi pembelajar

Selanjutnya memberikan bantuan kuota internet, yang mana pada bulan pertama bantuan kuota internet menjangkau 27,3 juta peserta didik dan pendidik.

"Juga keleluasaan sekolah menggunakan kurikulum darurat. Tersedia modul pembelajaran yang disederhanakan dengan menggunakan kurikulum darurat bagi guru, orang tua dan siswa," jelas dia lagi.

Pada awal pandemi, juga dilakukan penyesuaian kebijakan pelaksanaan BOS reguler, BOS afirmasi, BS kinerja agar dapat leluasa digunakan sekolah dalam masa pandemi.

"Kemendikbud juga menyediakan sarana pembelajaran baik melalui program Belajar di Rumah, penyediaan materi pembelajaran, optimalisasi pemanfaatan Rumah Belajar, dan pembelajaran daring bagi perguruan tinggi," terang dia.

Kemendikbud juga melakukan pelatihan bagi guru agar adaptif dan inovatif dengan melibatkan lebih dari 150.000 guru.

"Kemendikbud juga menghadirkan pertunjukan daring yang melibatkan 1.352 pekerja seni dan 57 kelompok seni dan budaya, serta kelas belajar daring seni dan budaya," terang dia.
***3***
Baca juga: Kemendikbud ajak siswa SMK bangun desa
Baca juga: P2G minta Kemendikbud akumulasikan penyaluran kuota internet
Baca juga: Ditjen Dikti jalin kerja sama dengan Maarif tingkatkan literasi media