BI: Pemesanan vaksin COVID-19 tumbuhkan keyakinan investor global
27 Oktober 2020 18:01 WIB
Tangkapan layar - Gubernur BI Perry Warjiyo ketika berbicara dalam jumpa pers daring bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa (27/10/2020). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kemenkeu RI/pri.
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pemesanan vaksin COVID-19 oleh pemerintah menumbuhkan keyakinan investor global terhadap sektor keuangan Indonesia karena keberadaan vaksin dinilai mendukung pemulihan ekonomi.
“Confident investor global juga didukung Indonesia juga sudah melakukan pemesanan vaksin,” kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup baik terlihat dari aliran modal asing ke pasar keuangan khususnya surat berharga negara (SBN) dalma negeri terus berlanjut, meski belum naik pesat.
Kondisi itu, lanjut dia, akan mendukung sitsem keuangan dalam negeri secara keseluruhan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, bank sentral ini mencatat pada awal Oktober 2020, aliran masuk modal asing secara berangsur membaik sehingga per 9 Oktober 2020 tercatat net inflows sebesar 0,33 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi yakni 135,2 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga dan berpotensi menguat dengan didukung inflasi akhir tahun yang diprediksi rendah di bawah dua persen dan neraca pembayaran yang terus surplus.
Dengan sejumlah kondisi itu, ia memperkirakan prospek sistem keuangan Indonesia pada triwulan III-IV tahun 2020 akan baik.
BI, kata dia, akan terus melanjutkan kebijakan moneter dan makro prudensial yang longgar di antaranya penurunan suku bunga acuan yang saat ini mencapai 4 persen dan total sudah diturunkan 200 basis poin sejak Juli 2019.
Kemudia, lanjut dia, BI akan melanjutkan ekspansi atau injeksi likuiditas kepada pasar keuangan dan perbankan serta melanjutkan komitmen pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin COVID-19 di antaranya dengan Sinovac, Astra Zeneca, Sinopharma dan Cansino.
Beberapa waktu lalu, pemerintah menandatangani letter of intent dengan Astra Zeneca untuk penyediaan 100 juta dosis vaksin COVID-19.
Selain itu, sebanyak tiga juta vaksin COVID dari Sinovac juga rencananya akan mulai masuk RI akhir tahun ini dan 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku disiapkan dan akan diproduksi oleh Bio Farma.
Pemerintah juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih yang dilaksanakan oleh enam institusi di Tanah Air yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
“Confident investor global juga didukung Indonesia juga sudah melakukan pemesanan vaksin,” kata Perry Warjiyo dalam jumpa pers daring bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, kepercayaan investor global terhadap Indonesia masih cukup baik terlihat dari aliran modal asing ke pasar keuangan khususnya surat berharga negara (SBN) dalma negeri terus berlanjut, meski belum naik pesat.
Kondisi itu, lanjut dia, akan mendukung sitsem keuangan dalam negeri secara keseluruhan sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, bank sentral ini mencatat pada awal Oktober 2020, aliran masuk modal asing secara berangsur membaik sehingga per 9 Oktober 2020 tercatat net inflows sebesar 0,33 miliar dolar AS.
Posisi cadangan devisa Indonesia akhir September 2020 tetap tinggi yakni 135,2 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.
Ke depan, defisit transaksi berjalan keseluruhan tahun 2020 diprakirakan tetap rendah, di bawah 1,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) sehingga terus mendukung ketahanan sektor eksternal.
Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga dan berpotensi menguat dengan didukung inflasi akhir tahun yang diprediksi rendah di bawah dua persen dan neraca pembayaran yang terus surplus.
Dengan sejumlah kondisi itu, ia memperkirakan prospek sistem keuangan Indonesia pada triwulan III-IV tahun 2020 akan baik.
BI, kata dia, akan terus melanjutkan kebijakan moneter dan makro prudensial yang longgar di antaranya penurunan suku bunga acuan yang saat ini mencapai 4 persen dan total sudah diturunkan 200 basis poin sejak Juli 2019.
Kemudia, lanjut dia, BI akan melanjutkan ekspansi atau injeksi likuiditas kepada pasar keuangan dan perbankan serta melanjutkan komitmen pendanaan APBN 2020 melalui pembelian SBN dari pasar perdana dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan pemerintah telah menjalin kerja sama dengan sejumlah produsen vaksin COVID-19 di antaranya dengan Sinovac, Astra Zeneca, Sinopharma dan Cansino.
Beberapa waktu lalu, pemerintah menandatangani letter of intent dengan Astra Zeneca untuk penyediaan 100 juta dosis vaksin COVID-19.
Selain itu, sebanyak tiga juta vaksin COVID dari Sinovac juga rencananya akan mulai masuk RI akhir tahun ini dan 15 juta dosis dalam bentuk bahan baku disiapkan dan akan diproduksi oleh Bio Farma.
Pemerintah juga sedang mengembangkan vaksin Merah Putih yang dilaksanakan oleh enam institusi di Tanah Air yang saat ini masih dalam tahap pengembangan.
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: