PWI Jatim ingatkan media massa tak berpihak ke paslon di pilkada
26 Oktober 2020 18:30 WIB
Ketua PWI Jatim Ainur Rohim (tengah) bersama Komisioner KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist (kiri) dan pengurus PWI Jatim Mahcmud Suhermono (kanan) di sela diskusi 'Peran Media Massa Dalam Menyukseskan Pilkada Serentak 2020' di Kantor PWI Jatim di Surabaya, Senin (26/10/2020). (ANTARA/HO-Istimewa/FA)
Surabaya (ANTARA) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Timur mengingatkan media massa tak berpihak ke pasangan calon tertentu pada pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2020.
"Media massa harus netral," ujar Ketua PWI Jatim Ainur Rohim di sela diskusi "Peran Media Massa Dalam Menyukseskan Pilkada Serentak 2020" di Kantor PWI Jatim di Surabaya, Senin.
Menurut dia, netralitas di pilkada pada media massa juga merujuk pada berbagai aturan yang menempatkan media sebagai bagian atau pilar demokrasi serta tidak boleh berpihak.
Baca juga: Wagub Jatim: Media massa berperan memberikan pendidikan politik
Pihaknya mengakui media terkadang sulit bersifat adil dalam pemberitaan, bahkan kerap disebut tidak netral pada proses Pilkada.
"Salah satu contohnya seperti penayangan pasangan calon pada pemberitaan. Kadang ada yang prime time, ada juga yang tidak. Di sinilah peran penting media massa agar dituntut menjaga netralitas," katanya.
Di tempat sama, Komisioner KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist menegaskan pentingnya peran media dalam menyosialisasikan pilkada serentak, yang tak hanya tahapan-tahapan, tapi juga aturan-aturan baru.
"Di masa pandemi COVID-19 ini, berbagai aturan baru muncul. Ini tentu membutuhkan peran media agar aturan tersebut sampai di masyarakat," katanya.
Baca juga: Gubernur Khofifah terima "special award" dari SIWO PWI Jatim
Satu-satunya komisioner perempuan di KPU Surabaya itu juga berharap media massa menyampaikan informasi yang benar dan sesuai fakta.
"Harapannya, juga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memberikan hak suaranya dalam Pilkada 9 Desember 2020," tuturnya.
Pilkada serentak di Jatim digelar di 19 kabupaten/kota, yakni Kota Surabaya, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kediri, Gresik, Jember, Lamongan, Malang, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, dan Tuban.
Baca juga: Dewan Pers minta wartawan harus beradaptasi
"Media massa harus netral," ujar Ketua PWI Jatim Ainur Rohim di sela diskusi "Peran Media Massa Dalam Menyukseskan Pilkada Serentak 2020" di Kantor PWI Jatim di Surabaya, Senin.
Menurut dia, netralitas di pilkada pada media massa juga merujuk pada berbagai aturan yang menempatkan media sebagai bagian atau pilar demokrasi serta tidak boleh berpihak.
Baca juga: Wagub Jatim: Media massa berperan memberikan pendidikan politik
Pihaknya mengakui media terkadang sulit bersifat adil dalam pemberitaan, bahkan kerap disebut tidak netral pada proses Pilkada.
"Salah satu contohnya seperti penayangan pasangan calon pada pemberitaan. Kadang ada yang prime time, ada juga yang tidak. Di sinilah peran penting media massa agar dituntut menjaga netralitas," katanya.
Di tempat sama, Komisioner KPU Surabaya Naafilah Astri Swarist menegaskan pentingnya peran media dalam menyosialisasikan pilkada serentak, yang tak hanya tahapan-tahapan, tapi juga aturan-aturan baru.
"Di masa pandemi COVID-19 ini, berbagai aturan baru muncul. Ini tentu membutuhkan peran media agar aturan tersebut sampai di masyarakat," katanya.
Baca juga: Gubernur Khofifah terima "special award" dari SIWO PWI Jatim
Satu-satunya komisioner perempuan di KPU Surabaya itu juga berharap media massa menyampaikan informasi yang benar dan sesuai fakta.
"Harapannya, juga mampu meningkatkan partisipasi masyarakat untuk memberikan hak suaranya dalam Pilkada 9 Desember 2020," tuturnya.
Pilkada serentak di Jatim digelar di 19 kabupaten/kota, yakni Kota Surabaya, Kota Blitar, Kota Pasuruan, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Kediri, Gresik, Jember, Lamongan, Malang, Ngawi, Pacitan, Ponorogo, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, dan Tuban.
Baca juga: Dewan Pers minta wartawan harus beradaptasi
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2020
Tags: