Praktisi tekankan pentingnya data pertanian untuk impor pangan
26 Oktober 2020 18:00 WIB
Dokumentasi - Pekerja mengemas beras ke dalam karung di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Senin (11/11/2019). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Jakarta (ANTARA) - Praktisi sektor pangan dan Co-founder perusahaan teknologi pertanian TaniHub Pamitra Wineka mengingatkan pentingnya data pertanian yang akurat dalam menentukan berbagai langkah kebijakan pertanian seperti impor pangan.
"Sebaiknya pemerintah memiliki data yang akurat mengenai produksi pangan dan masa tanam petani sehingga impor bisa dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan tidak merugikan petani," kata Pamitra dalam rilis di Jakarta, Senin.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus memastikan ketersediaan kebutuhan pangan karena permasalahan pangan bisa menyebabkan gejolak sosial dan ekonomi.
Pamitra menambahkan bahwa ketersediaan data produksi pangan yang akurat menjadi penting dalam melakukan keputusan untuk melakukan impor.
Hal tersebut, lanjutnya, karena ketersediaan data yang akurat dengan frekuensi rutin tentunya akan memudahkan pemerintah untuk melakukan distribusi pangan yang baik agar harga terkendali.
"Tujuan impor untuk mengendalikan harga supaya nilai inflasi juga terkendali dan konsumen tidak kaget karena adanya lonjakan harga," katanya.
Ia juga meminta pemerintah untuk memperhatikan pengambilan kebijakan impor supaya tidak merugikan petani. Supaya petani tidak dirugikan karena impor, impor pangan hendaknya dilakukan dengan memperhatikan masa tanam petani.
Pamitra mengingatkan bahwa impor idealnya dilakukan saat petani baru menanam tanamannya, bukan saat menjelang panen.
Baca juga: Kementan sebut UU Cipta Kerja beri kemudahan petani memulai usaha
Baca juga: Mentan minta karantina pertanian adaptasi perdagangan internasional
Baca juga: Anggota DPR ingin pemerintah perketat impor pangan
"Sebaiknya pemerintah memiliki data yang akurat mengenai produksi pangan dan masa tanam petani sehingga impor bisa dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut dan tidak merugikan petani," kata Pamitra dalam rilis di Jakarta, Senin.
Untuk itu, ujar dia, pemerintah harus memastikan ketersediaan kebutuhan pangan karena permasalahan pangan bisa menyebabkan gejolak sosial dan ekonomi.
Pamitra menambahkan bahwa ketersediaan data produksi pangan yang akurat menjadi penting dalam melakukan keputusan untuk melakukan impor.
Hal tersebut, lanjutnya, karena ketersediaan data yang akurat dengan frekuensi rutin tentunya akan memudahkan pemerintah untuk melakukan distribusi pangan yang baik agar harga terkendali.
"Tujuan impor untuk mengendalikan harga supaya nilai inflasi juga terkendali dan konsumen tidak kaget karena adanya lonjakan harga," katanya.
Ia juga meminta pemerintah untuk memperhatikan pengambilan kebijakan impor supaya tidak merugikan petani. Supaya petani tidak dirugikan karena impor, impor pangan hendaknya dilakukan dengan memperhatikan masa tanam petani.
Pamitra mengingatkan bahwa impor idealnya dilakukan saat petani baru menanam tanamannya, bukan saat menjelang panen.
Baca juga: Kementan sebut UU Cipta Kerja beri kemudahan petani memulai usaha
Baca juga: Mentan minta karantina pertanian adaptasi perdagangan internasional
Baca juga: Anggota DPR ingin pemerintah perketat impor pangan
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2020
Tags: