Pencari kerang di Kotawaringin Timur diserang buaya
26 Oktober 2020 16:43 WIB
Korban serangan buaya menderita luka-luka di sekujur tubuhnya akibat gigitan buaya di Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Ahad (25/10/2020). ANTARA/Istimewa
Sampit (ANTARA) - Serangan buaya terhadap pencari kerang di Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, kembali terjadi dan kali ini menimpa seorang remaja.
"Kejadiannya hampir sama dengan sebelumnya pada bulan lalu. Warga diserang saat mencari kerang. Untungnya berhasil diselamatkan oleh rekannya yang lain," kata Kepala Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Muksin dihubungi dari Sampit, Senin.
Korban serangan buaya kali ini adalah Muhammad (16) warga desa setempat. Dia diserang satwa buas itu ketika asyik mencari kerang pada Ahad (25/10) sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat diserang buaya sepanjang sekitar 1,5 meter itu, korban berteriak dan berupaya melepaskan diri. Rekan-rekan korban yang mengetahui kejadian itu, langsung menolong sehingga buaya melepaskan gigitannya sehingga korban langsung dievakuasi untuk diobati.
Baca juga: Buaya bermunculan saat BKSDA periksa lokasi serangan terhadap warga
Baca juga: Buaya serang kakak adik pencari kerang di Kotawaringin Timur
Akibat kejadian ini, korban menderita luka bekas gigitan pada tangan kanan dan kiri serta kaki kiri. Saat ini korban masih menjalani rawat jalan untuk mengobati luka bekas gigitan biaya.
Menurut Muksin, warganya sudah mengetahui kawasan sekitar muara tempat mereka mencari kerang tersebut merupakan habitat buaya. Namun, karena mencari kerang adalah pekerjaan mereka, warga pun tetap melakukannya meski sadar risiko serangan buaya tersebut.
"Mereka biasanya berangkat berkelompok. Satu kelotok itu antara 15 sampai 30 orang menuju muara tempat mencari kerang. Kawasan itu memang habitat buaya. Selama ini buaya memang sering terlihat, tapi korban tidak menyangka akan diserang buaya," kata Muksin.
Sebelumnya, kejadian serangan buaya di lokasi yang sama terjadi pada Ahad (27/9) sekitar pukul 19.00 WIB lalu. Saat itu dua kakak-beradik warga Desa Lampuyang terluka akibat diserang buaya muara saat mencari kerang.
"Yang luka itu si kakak, yaitu Isnawati, sedangkan adiknya (Rama) luka kena cakar buaya. Untungnya warga lainnya cepat menolong dan buayanya juga tidak terlalu besar sehingga saat itu buaya kabur," kata Muksin.
Menurut Muksin, selama ini sebagian masyarakat desa setempat berprofesi sebagai pencari kerang di muara Sungai Lampuyang. Warga biasanya mencari kerang saat sungai surut, saat ini air surut pada sore hingga malam hari.
Pada Juni lalu, seorang pria pencari kerang juga diserang buaya, namun berhasil selamat. Kejadiannya juga di lokasi yang hampir sama. Warga tetap melakukan pekerjaan mereka mencari kerang, namun dengan meningkatkan kewaspadaan.*
Baca juga: BKSDA: Waspadai buaya saat sungai pasang di Kotawaringin Timur
Baca juga: BKSDA pasang jerat untuk buaya penyerang warga Kotawaringin Timur
"Kejadiannya hampir sama dengan sebelumnya pada bulan lalu. Warga diserang saat mencari kerang. Untungnya berhasil diselamatkan oleh rekannya yang lain," kata Kepala Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit Muksin dihubungi dari Sampit, Senin.
Korban serangan buaya kali ini adalah Muhammad (16) warga desa setempat. Dia diserang satwa buas itu ketika asyik mencari kerang pada Ahad (25/10) sekitar pukul 17.00 WIB.
Saat diserang buaya sepanjang sekitar 1,5 meter itu, korban berteriak dan berupaya melepaskan diri. Rekan-rekan korban yang mengetahui kejadian itu, langsung menolong sehingga buaya melepaskan gigitannya sehingga korban langsung dievakuasi untuk diobati.
Baca juga: Buaya bermunculan saat BKSDA periksa lokasi serangan terhadap warga
Baca juga: Buaya serang kakak adik pencari kerang di Kotawaringin Timur
Akibat kejadian ini, korban menderita luka bekas gigitan pada tangan kanan dan kiri serta kaki kiri. Saat ini korban masih menjalani rawat jalan untuk mengobati luka bekas gigitan biaya.
Menurut Muksin, warganya sudah mengetahui kawasan sekitar muara tempat mereka mencari kerang tersebut merupakan habitat buaya. Namun, karena mencari kerang adalah pekerjaan mereka, warga pun tetap melakukannya meski sadar risiko serangan buaya tersebut.
"Mereka biasanya berangkat berkelompok. Satu kelotok itu antara 15 sampai 30 orang menuju muara tempat mencari kerang. Kawasan itu memang habitat buaya. Selama ini buaya memang sering terlihat, tapi korban tidak menyangka akan diserang buaya," kata Muksin.
Sebelumnya, kejadian serangan buaya di lokasi yang sama terjadi pada Ahad (27/9) sekitar pukul 19.00 WIB lalu. Saat itu dua kakak-beradik warga Desa Lampuyang terluka akibat diserang buaya muara saat mencari kerang.
"Yang luka itu si kakak, yaitu Isnawati, sedangkan adiknya (Rama) luka kena cakar buaya. Untungnya warga lainnya cepat menolong dan buayanya juga tidak terlalu besar sehingga saat itu buaya kabur," kata Muksin.
Menurut Muksin, selama ini sebagian masyarakat desa setempat berprofesi sebagai pencari kerang di muara Sungai Lampuyang. Warga biasanya mencari kerang saat sungai surut, saat ini air surut pada sore hingga malam hari.
Pada Juni lalu, seorang pria pencari kerang juga diserang buaya, namun berhasil selamat. Kejadiannya juga di lokasi yang hampir sama. Warga tetap melakukan pekerjaan mereka mencari kerang, namun dengan meningkatkan kewaspadaan.*
Baca juga: BKSDA: Waspadai buaya saat sungai pasang di Kotawaringin Timur
Baca juga: BKSDA pasang jerat untuk buaya penyerang warga Kotawaringin Timur
Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020
Tags: