Ia mengatakan bahwa 60 warga binaan yang dinyatakan positif tersebut menjalani isolasi di aula. Sedangkan 31 orang lainnya diisolasi di blok kuta dalam Lapas Kerobokan. Untuk kapasitas dari aula tersebut memuat sekitar 300 orang.
"Aulanya besar dan memadai, besar juga tempatnya. Kalau digabung nanti bahaya, malah bercampur dengan yang sehat. Makanya kita tempatkan sendiri. Aulanya besar sekali menampung 300an dan terisi 60 orang," jelasnya.
Baca juga: Kadivpas Bali : Stres jadi pemicu banyak napi reaktif dalam Lapas
Kakanwil mengatakan penanganan yang telah dilakukan berdasarkan hasil tes usap COVID-19 yang positif tersebut diantaranya menjalani isolasi, dipastikan rutin mengkonsumsi vitamin, berolahraga, dan berjemur untuk mendukung proses penyembuhan. Selain itu, bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Badung untuk pemeriksaan kesehatan warga binaan yang positif secara rutin.
"Kami juga mengharuskan seluruh pegawai mandi sebelum masuk ke dalam Lapas dan itu berlaku mulai hari ini. Selain itu, kita siapkan fasilitas mandi untuk pegawai jadi jangan sampai nanti dari pegawai, yang boleh keluar masuk malah membawa (virus corona). Jadi untuk mencegah itu diwajibkan mandi nantinya," katanya.
Sebelumnya pada Kamis (22/10), di Lapas Kerobokan ada 627 warga binaan dan enam pegawai yang reaktif, sedangkan di Lapas Perempuan ada 58 WBP dan 14 pegawai yang reaktif. Dari hasil tes cepat COVID-19 tersebut, kemudian dilanjutkan dengan tes usap COVID-19 secara bertahap.
Baca juga: 627 WBP di Lapas Kerobokan-Bali dinyatakan reaktif tes cepat COVID-19
Baca juga: Hasil reaktif, 58 napi di Lapas Perempuan diisolasi dalam sel khusus