Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan pembudidayaan tambak udang di berbagai daerah di Indonesia perlu memperkuat pangsa pasar global antara lain dengan menerapkan berbudidaya yang ramah lingkungan.

"Bisnis usaha budidaya tambak bisa terus dilakukan pembudidaya seperti di Kabupaten Brebes dengan selalu konsisten menerapkan kaidah Cara Budidaya Ikan yang Baik atau Good Aquaculture Practices (GAP), dengan syarat mutlak demikian dapat memperkuat preferensi konsumen dan bisa mendorong keberterimaan udang Indonesia di pasar ekspor," kata Slamet Soebjakto dalam rilis, Senin.

Ia mengingatkan produk udang Indonesia, selain dikirim ke Amerika Serikat, juga dikirim antara lain ke Jepang, negara-negara di kawasan Uni Eropa, serta Republik Rakyat China.

Slamet mengapresiasi usaha budidaya tambak udang yang berupaya menerapkan kaidah berbudidaya yang baik, seperti yang dilakukan kelompok Mulya Sari di Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

"Saya mengapresiasi usaha budidaya tambak udang yang dilakukan oleh kelompok Mulya Sari di Desa Kaliwlingi Kab Brebes dengan H. Supandi sebagai ketua kelompok berkembang dengan baik. Awal berdirinya kelompok di tahun 2014 memiliki kolam 20 kolam, saat ini sudah mengelola kolam produksi sebanyak 34 kolam," ujar Slamet.

Slamet menambahkan dengan berkembangnya jumlah kolam produksi yang dimiliki kelompok Mulya Sari, pihaknya juga terus mendorong penerapan budidaya udang berkelanjutan, termasuk di dalamnya kewajiban memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang efektif.

"Pengelolaan limbah melalui IPAL adalah syarat mutlak yang wajib dipenuhi para pelaku usaha agar bisnis usaha budidaya tambak udangnya berkelanjutan," tegas Slamet.

Saat dimintai keterangannya, ketua kelompok Mulya Sari, Supandi mengatakan bahwa kelompoknya telah memulai aktivitas usaha budidaya tambak udang sejak 2014.

Saat ini, lanjutnya, total lahan mencapai kurang lebih 12,3 hektare yang terdiri dari kolam produksi seluas 9,3 hektare dan kolam tandon dan IPAL seluas 3 hektare.

Selain itu, ujar dia, Kelompok Mulya Sari dalam waktu dekat ini akan mencetak lahan yang masih ada seluas 8 hektare untuk dibangun kolam produksi lengkap dengan kolam tandon dan IPAL.

Supandi menjelaskan kunci sukses usaha budidaya tambak udang yang telah digeluti sejak tahun 1986 itu antara lain menjaga kelestarian ekosistem sebagai wujud rasa syukur menjaga nikmat anugerah yang Tuhan berikan kepada kita serta menjaga kualitas lingkungan yang menjadi faktor paling utama melalui pengelolaan limbah yang efektif.

"Kesuksesan usaha budidaya tambak udang tidak luput dari penerapan CBIB (Cara Berbudidaya Ikan yang Baik), dan biosecurity," tegas Supandi.