Warga Nigeria telah melakukan unjuk rasa selama beberapa pekan melawan unit polisi, Special Anti-Robbery Squad (SARS), atau skuad khusus anti-perampokan, yang dituding oleh aktivis selama bertahun-tahun melakukan kekerasan, penghindaan, penyiksaan dan pembunuhan.
"Aku harus menunjukkan ini," kata Hamilton ke Sky Sports sembari memperlihatkan kaus hijau bertuliskan #EndSARS.
We all have a responsibility to educate ourselves and raise awareness of the tragedies happening in the world around us and take action where we can. The recent events in Nigeria are a human rights crisis. Click the link in my bio to find out how you can help. #EndSARS
A post shared by Lewis Hamilton (@lewishamilton) on
Hamilton merupakan satu-satunya pebalap kulit hitam yang ada di grid Formula 1.
Baca juga: Melesat di lap terakhir, Hamilton rebut pole position GP Portugal
Baca juga: Hamilton dan Mercedes bisa pecahkan rekor di Portugal
Pebalap Britania itu kemudian berganti mengenakan kaus "Black Lives Matter" untuk upacara pra-lomba yang khusus ditujukan untuk menyampaikan pesan memerangi ketidakadilan rasial, salah satu komitmen F1 tahun ini.
F1 bulan lalu mengeluarkan peraturan pra dan pascalomba baru terkait cara berpakaian pebalap setelah Hamilton di Grand Prix Tuscan mengenakan kaus bertuliskan, seperti diterjemahkan, "Tangkap polisi yang membunuh Breonna Taylor".
Baca juga: FIA investigasi Hamilton dalam kasus kaus GP Tuscan
Taylor, seorang pekerja berkulit hitam warga Amerika Serikat, terbunuh oleh petugas kepolisian yang mendobrak pintu rumahnya di Louisville, Kentucky pada Maret.
"Banyak aturan yang dibuat untukku selama beberapa tahun ini dan itu tidak akan menghentikanku," kata Hamilton seperti dilansir Reuters.
Baca juga: Hamilton fokus kejar titel, bukan kontrak baru dengan Mercedes
Baca juga: Hamilton vs Schumacher dalam angka
Baca juga: Bottas butuh keajaiban dalam perebutan gelar melawan Hamilton