Jakarta, 31 Maret 2010 (ANTARA) - PT Timah (Persero) Tbk hari ini menyampaikan Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2009. Perseroan mencatat laba bersih tahun 2009 sebesar Rp313,8 miliar atau Rp62,- per saham, lebih rendah 77% dibandingkan dengan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp1.342,3 miliar atau Rp267,- per saham. Lebih rendahnya laba bersih Perseroan pada tahun 2009 tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja penjualan perseroan akibat dari turunnya harga logam timah dunia terutama pada tengah tahun pertama 2009. Pada pertengahan kuartal ketiga harga logam timah dunia mulai merangkak naik pada kisaran US$ 16.000 per metrik ton dari sebelumnya yang berada pada kisaran US13.000 per metrik ton pada triwulan I dan II. Akibatnya berdampak pada kenaikan margin usaha perusahaan pada kuartal empat 2009.

Tinjauan Operasi

Sebagai bagian dari rencana strategis perusahaan adalah mengurangi ketergantungan terhadap bijih yang dihasilkan dari tambang darat. Hal ini dirasa perlu mengingat banyaknya problem sosial yang timbul terutama pada daerah sekitar tambang. Untuk mendukung rencana strategis tersebut saat ini PT Timah (Persero) Tbk tengah berusaha untuk meningkatkan produksi lautnya sesuai dengan semangat kerja perusahaan "Go Offshore Go Deeper" yaitu dengan menambah jumlah armada kapal isap produksi (KIP) yang rencananya berjumlah 15 unit pada akhir tahun 2010. KIP tersebut nantinya akan beroperasi di daerah cadangan yang sudah tidak ekonomis lagi apabila ditambang oleh kapal keruk atau biasa disebut tailing pada kedalaman laut 25 meter sampai dengan 35 meter. Setiap KIP menghabiskan dana sebesar Rp25 miliar yang anggarannya diambil dari kas internal perusahaan. Selain KIP, PT Timah juga mengembangkan pembangunan kapal keruk dengan teknologi baru yang dapat menyentuh kedalaman sampai dengan 60 meter atau yang dikenal dengan Bucket Well Dredge (BWD). Dengan beroperasinya BWD tersebut pada tahun 2011 nanti diharapkan semangat perusahaan untuk go offshore go deeper dapat segera tercapai.

Di samping peningkatan produksi di laut, perusahaan juga berupaya untuk mengamankan operasi penambangan di darat salah satunya dengan cara pembangunan sistem blok pada setiap area penambangan. Sistem blok diaplikasikan dengan cara menggali parit di sekeliling lokasi penambangan dengan lebar 2 meter dan kedalaman 2 meter. Setiap sistem blok dapat mengakomodir 20 sampai dengan 30 penambang skala kecil, 2 tambang mekanis dan 1 tambang besar.

Harga tertinggi logam timah dunia selama tahun 2009 adalah 16,745 US$/MTon dan terendah adalah 10,055 US$/MTon dengan harga rata-rata sebesar 13,608 US$/MTon, menurun 26% dari harga rata-rata logam timah dunia tahun 2008 sebesar 18,512 US$/MTon. Sementara kurs rata-rata nilai tukar dolar AS terhadap Rupiah pada tahun 2009 dan pada tahun 2008 sebesar Rp9.545,-/US$. Sedangkan produksi logam timah tahun 2009 adalah sebesar 45.086 MTon, 8% lebih rendah dibandingkan dengan produksi tahun 2008 sebesar 49.029 MTon.

Total produksi bijih tahun 2009 sebesar 37.701 Ton Sn turun 20% dari produk bijih tahun 2008 sebesar 47.074 Ton Sn. Sedangkan persediaan bijih yang dimiliki Perseroan berkurang sebesar 50% yang pada tahun 2008 berjumlah 4.822 Ton Sn menjadi tinggal 2.425 Ton Sn pada tahun 2008.

Kontribusi terbesar bijih didapatkan dari tambang darat yakni sebesar 19.493 Ton Sn pada tahun 2009 yang berarti menurun 41% jika dibandingkan tahun 2008 sebesar 33.234 Ton Sn. Sedangkan produksi bijih dari penambangan lepas pantai mengalami kenaikan 32% dari tahun 2008 sebesar 13.840 Ton Sn menjadi 18.208 Ton Sn pada tahun 2009.

Penurunan volume produksi logam di mana sebagian produksi memanfaatkan produk bijih yang dihasilkan dan persediaan bijih yang ada memiliki konsekuensi penurunan volume terak (barang dalam proses) sebesar 41% dari sebelumnya pada tahun 2008 sebesar 14.021 ton menjadi 8.215 ton pada tahun 2009.

Usaha di bidang batu bara tetap memberikan kontribusi berarti bagi Perseroan. Pendapatan dari penjualan batubara, baik yang dihasilkan oleh PT Tanjung Alam Jaya maupun yang dibeli dari mitra usaha diperoleh naik sebesar 8% dari Rp741.9 Miliar pada tahun 2008 menjadi Rp803.9 Miliar pada akhir tahun 2009.

Tinjauan keuangan

Laba kotor Perseroan tahun 2009 mencapai Rp1.153,0 Miliar, atau 58% lebih rendah dibandingkan laba kotor tahun 2008 sebesar Rp2.718,6 Miliar, dan harga pokok penjualan logam timah menurun sebesar 15%, sedangkan harga pokok penjualan di luar timah menurun 4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Laba usaha turun 67% dari Rp2.070,2 Miliar tahun 2008 menjadi Rp688,5 Miliar, dan laba sebelum pajak lebih rendah 74% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp2.108,9 Miliar menjadi Rp549,2 Miliar.

Total Aktiva Perseroan turun 16% dari Rp5.785,0 Miliar menjadi Rp4.855,7 Miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh turunnya total aktiva lancar sebesar 25% dari Rp4.305,9 Miliar tahun 2008 menjadi Rp3.244,5 Miliar pada tahun 2008.

Kontribusi terbesar penurunan total aktiva lancar ini berasal dari penurunan jumlah persediaan timah lancar yang dimiliki perseroan yang turun sebesar 46% dari sebelumnya sebesar Rp2.774,1 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp1.508,1 miliar pada tahun 2009.

Piutang usaha meningkat sebesar 11% dari tahun 2008 sebesar Rp423,3 miliar menjadi sebesar Rp470,4 miliar pada tahun 2009.

Pada tahun 2008 Perseroan mengeluarkan kebijakan untuk mengambil pinjaman jangka pendek sebesar Rp 365,7 miliar dan sedikit berkurang pada tahun 2009 yaitu menjadi Rp.364,3 miliar. Hutang usaha turun sebesar 3% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp357,3 miliar menjadi Rp351,2 miliar.

Total ekuitas menurun 10% menjadi sebesar Rp.3.430,1 miliar pada tahun 2009 dibandingkan Rp3.820,6 miliar pada tahun 2008.

Kondisi Saat Ini dan Prospek Ke Depan

PT Timah (Persero) Tbk memperkirakan konsumsi logam timah dunia pada tahun 2010 akan mengalami kenaikan sebesar 10% dari tingkat konsumsi pada tahun 2009 sebesar 300.000 ton. Hal ini dilihat dari mulai pulihnya daya beli konsumen terutama terhadap produk-produk consumer good dan elektronik. Dengan demikian diperkirakan produksi logam timah pada 2010 akan sama dengan jumlah permintaan pada 2010 yaitu sebesar 330.000 ton. Sedangkan harga rata-rata logam timah tahun 2010 yang diterima perseroan diprediksi sekitar US$ 14.800/ton.

Rencana perusahaan untuk meningkatkan pendapatan yang berasal dari produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi tengah berjalan dengan baik. Pengembangan produk premium timah yang memiliki kadar Sn lebih tinggi dari standar LME dengan brand "Banka" masih terus ditingkatkan. Saat ini kontribusi penjualan produk premium timah dengan kadar SN di atas 99.90% telah mencapai 75% dari total seluruh penjualan.

Selain itu perusahaan juga tengah mengembangkan produk hilir timah yang memiliki margin yang lebih signifikan. Salah satunya adalah pembangunan pabrik solder di Pulau Kundur Provinsi Riau yang telah rampung pada April 2009 yang lalu. Saat ini pabrik timah solder memiliki kapasitas produksi sebesar 2.100 ton per tahun dan dalam tahap penetrasi pasar. Sedangkan produk hilir lainnya yang sedang dibangun adalah pabrik timah chemical yang berlokasi di Cilegon, Banten. Pabrik tersebut direncanakan akan memiliki kapasitas produksi sebesar 10.000 ton per tahun.

Terlampir berikut ini ikhtisar kinerja triwulan IV dan tahun 2009, termasuk ikhtisar laba/rugi, neraca dan arus kas konsolidasian PT Timah (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan yang telah diaudit untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009.

*)Laporan Keuangan Konsolidasian PT Timah (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009 dan 2008, juga tersedia di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM), Gedung Bursa Efek Indonesia.


PT Timah (Persero) Tbk dan Anak Perusahaan
Ikhtisar Unjuk Kerja
Periode triwulan IV dan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2009 dan 2008


Triwulan IV Tahun
2009 2008 2009 2008
Produksi
Pemindahan tanah - m3
- Darat 839,087 658,653 3,389,750 3,044,901
- Laut 6,094,281 6,514,392 28,713,491 27,848,681
Total 6,933,368 7,198,045 32,103,241 30,893,582

Produksi bijih timah - ton
- Darat 5,773 5,469 19,493 33,234
- Laut 4,768 3,020 18,208 13,840
Total 10,542 8,489 37,701 47,074

Produksi logam - Mton 11,321 10,923 45,086 49,029

Penjualan
Penjualan logam timah - Mton
12,787 12,393 49,240 46,438
Persediaan
- Bijih - ton 2,425 4,822 2,425 4,822
- Terak - ton 8,215 14,021 8,215 14,021
- Logam - Mton 2,789 7,160 2,789 7,160
- Tin Solder - Mton 180 - 180 -

Parameter kinerja

Kurs akhir periode - Rp / US$
9,400 10,950 9,400 10,950
Kurs rata-rata - Rp / US$
9,475 11,365 10,302 9,545
Harga rata-rata - US$/Mton
15,170 14,725 13,558 18,692
Harga Pokok Produksi Logam -
11,931 13,364 11,350 13,390
Harga Pokok Usaha - US$/Mton Timah
12,510 14,734 12,030 14,186
Harga Pokok Usaha (Kas) - US$/Mton
11,764 13,598 11,423 13,656
Margin per ton - US$ 2,660 (8) 1,529 4,506

Untuk keterangan lebih lanjut hubungi:
Abrun Abubakar, Sekretaris Korporat
Tel: +62 21 2352 8000
Fax: +62 21 344 4012
email: corsec@pttimah.co.id
www.timah.com