Bekasi (ANTARA News) - Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dudy Setiabudhi mengatakan, sebuah perusahaan yang ditunjuk menangani tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) akan uji coba memproduksi pupuk cair dari air licit sampah.

Uji coba akan dilakukan pertengahan 2010 untuk mengetahui apakah dalam air licit yang telah jadi pupuk itu masih terkandung bahan berbahaya beracun atau tidak, katanya di Bekasi, Rabu.

"Proses menjadikan air licit jadi pupuk perlu waktu 15 hari dengan mencampurkan mikroba. Pupuk yang dihasilkan kualitasnya diharapkan sama dengan pupuk kompos dari sampah yang juga telah diproduksi perusahaan," katanya.

Wali Kota Bekasi Mochtar Mohamad menyatakan telah membangun lahan sampah baru seluas 2,3 hektar di kawasan TPST Bantar Gebang untuk pengolahan sampah organik termasuk pupuk cair.

Ia mengatakan, air licit yang dihasilkan diusahakan agar sampahnya tidak tercampur dengan zat besi atau kandungan bahan beracun berbahaya lainnya, sehingga bermanfaat untuk kesuburan tanaman.

"Dari air licit itu diharapkan bisa dihasilkan terobosan baru berupa pupuk cair dengan kualitas bagus," katanya.

Di lokasi itu kini telah dibuatkan konstruksinya. Bagian dasar lahan telah dipasangi geomembran, semacam terpal karet untuk menampung air licit supaya tidak terserap tanah.

Direktur Utama PT Godang Tua Jaya, perusahaan yang ditunjuk mengelola TPST, Roni Sitorus, menyatakan siap memproduksi pupuk cair sebagai penganekaragaman pemanfaatan sampah setelah sebelumnya diolah jadi pupuk kompos dan tenaga listrik.

Ia menyatakan, untuk pupuk organik dari sampah kini telah berproduksi dengan kapasitas 50 ton per hari dan akan ditingkatkan menjadi 150-200 ton per hari setelah ada BUMN yang menampungnya.

Sedangkan untuk listrik dari sampah akan segera diresmikan dengan kapasitas awal 2 megawatt (MW).
(M027/B010)