Madiun (ANTARA News) - Kota Madiun, Jawa Timur, ditetapkan Siaga I Banjir menyusul meluapnya Bengawan Madiun akibat pintu air yang berada di Jalan Ahmad Yani, Selasa (30/3) malam sekitar pukul 19.30 WIB jebol.

Petugas Perum Jasa Tirta I, Heru Adisari, mengatakan, penetapan status Siaga I Banjir itu ditempuh setelah ketinggian air Bengawan (Sungai) Madiun mencapai 7,5 meter, padahal ketinggian normal hanya 2,8 meter.

"Sesuai prosedur, Siaga I Banjir ditetapkan pada saat ketinggian air telah mencapai 7,5-8 meter. Saat ini petugas terus berupaya untuk memperbaiki kerusakan pintu air. Selain itu, dinas terkait dan Satkorlak Kota Madiun telah bersiaga guna mengatisipasi terjadinya banjir besar," katanya.

Sementara itu, Yulianto, selaku penjaga pintu air Bengawan Madiun, mengatakan, kerusakan pintu air sudah mulai terlihat sejak pukul 18.00 WIB setelah ketinggian air terus bertambah.

"Pukul 18.00 WIB ketinggian air sungai telah mencapai 5,8 meter. Ketinggian terus bertambah hingga saat ini telah mencapai 7,5 meter lebih setelah hujan deras. Akibatnya, pintu air mengalami kerusakan sehingga tidak dapat menutup dengan rapat," kata staf Badan Pengendalian DAS Bengawan Solo itu.

Menurut dia, untuk mengatasi kerusakan pintu air tersebut, petugas BP DAS Bengawan Solo telah memasang pelat ukuran 2x2 meter. Pelat yang berfungsi menahan kebocoran itu didatangkan Dinas Pekerjaan Umum Kota Madiun dengan menggunakan alat berat milik PT INKA Madiun.

Pemasangan pelat pertama tidak berhasil menghentikan kebocoran. Hingga pukul 23.30 WIB, pemasangan pelat kedua masih berlangsung. "Diperkirakan ketinggian air masih terus bertambah karena kiriman air dari daerah lain di sekitar Madiun, seperti Ponorogo, Dungus, Magetan, dan Kare masih terus mengalir ke Bengawan Madiun," katanya.

Sementara itu, sejak ditetapkan Siaga I Banjir, warga Kota Madiun terlihat panik, apalagi ketinggian air sungai terus bertambah. Warga khawatir banjir besar yang terjadi pada akhir 2007 terulang.

Hingga berita ini diturunkan, ratusan warga terlihat bersiaga di tempat tinggalnya masing-masing guna mengantisipasi luapan air masuk ke rumah mereka.

"Saya takut, kalau terjadi banjir, soalnya tadi ada informasi, pintu air jebol. Apalagi sirene tanda peringatan banjir terus berbunyi," kata Andi, warga Jalan A. Yani, Madiun, saat berjaga-jaga dengan tetangga di sekitar rumahnya. (M038/K004)