Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial mengatakan hingga Kamis (22/10) anggaran bantuan sosial beras (BSB) telah terserap sebanyak Rp3,15 triliun atau setara 59,96 persen dari target Rp5,26 triliun yang disalurkan kepada 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

"Pergerakan bansos beras ini cepat sekali dan masif karena adanya bantuan PKH yang cukup komitmen bersama para transporter," kata Kepala Biro Perencanaan Kemensos RI Adhy Karyono saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan bansos beras merupakan salah satu bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dianggarkan pemerintah pusat. BSB tersebut menyasar 10 juta KPM dimana setiap KPM menerima 15 kilogram beras kualitas medium setiap bulan.

Secara keseluruhan pemerintah melalui Kemensos dan bekerja sama dengan Perum Bulog menyiapkan 450 ton beras yang nantinya disalurkan melalui bantuan transporter ke 514 kabupaten dan kota.

Berdasarkan hasil evaluasi, ujar Adhy, memang terdapat sejumlah kendala dalam menyalurkan BSB. Pertama, masih adanya sejumlah daerah yang memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sehingga distribusi beras terhambat.

Faktor penghambat lainnya ialah saat ini di beberapa daerah tujuan distribusi bantuan sedang menyelenggarakan tahapan pilkada serentak 2020 sehingga pemerintah setempat berhati-hati sekali.

Baca juga: Kemensos percepat penyaluran bansos beras kejar realisasi 100 persen

Baca juga: Bulog: Lockdown alasan beberapa daerah penyaluran bansos nol persen


Terkait adanya sejumlah kepala daerah yang ingin meluncurkan secara resmi penyaluran bantuan beras, Adhy menilai hal itu tidak relevan lagi melihat situasi saat ini yang serba terbatas dan mendesak.

"Kalau hanya untuk launching saya rasa tidak dibenarkan lagi untuk menunggu supaya lama karena masyarakat sudah menunggu," katanya.

Selain itu, faktor geografis di beberapa daerah juga menjadi kendala dalam penyaluran bansos beras misalnya Papua dan Jawa Barat. Sebagai contoh di daerah dataran tinggi membutuhkan armada khusus pula karena kondisi medan yang cukup menantang.

"Kemarin di Jawa Barat ada armada yang terguling. Oleh karena itu khusus daerah seperti itu armadanya juga harus tangguh dan kuat," ujar dia.

Terakhir ialah persoalan kapasitas gudang beras yang kecil sementara harus menyuplai dalam jumlah banyak. Sebagai contoh di Cianjur Jawa Barat yang memasok Cianjur dan Sukabumi.

"Minggu ini Jawa Barat kita targetkan realisasi bansos beras bisa 90 persen," katanya.

Baca juga: Kemensos buka peluang program bansos beras dilanjutkan

Baca juga: Kemensos: Realisasi penyaluran bansos beras belum capai target