Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yakin target realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun akan tercapai meski target tersebut disebut-sebut terlampau optimistis.

Ia mengakui banyak asosiasi yang menilai BKPM terlalu optimistis dengan menetapkan target tersebut. Namun, ia memastikan target yang telah direvisi dari sebelumnya Rp886,1 triliun itu telah melewati perhitungan matang.

"Saya ingin katakan, BKPM membuat target optimistis itu bukan bim salabim tapi selalu disertai analisa, kajian data dan melihat peta kondisi yang ada. Jadi In Sya Allah, kami tidak bermaksud over confidence, tapi di akhir 2020 nanti, In Sya Allah Rp817 triliun ini bisa tercapai," katanya dalam paparan realisasi investasi secara daring di Jakarta, Jumat.

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengaku, investasi di Indonesia memang punya satu masalah, yakni realisasi investasi yang tinggi itu tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, hal itu terjadi lantaran nilai Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia yang masih tinggi. Rasio ICOR yang tinggi menunjukkan efisiensi yang rendah.

"Setelah kita membedah ke dalam, ICOR kita tinggi. ICOR kita 6,8. Biaya ekonominya tinggi. Inilah sesuatu yang harus dilakukan ke depan agar bisa sejalan antara realisasi investasi dengan pertumbuhan ekonomi," kata Bahlil.

Dalam catatan BKPM, realisasi investasi pada Januari-September 2020 mencapai Rp611,6 triliun atau 74,8 persen dari target realisasi investasi 2020 sebesar Rp817,2 triliun. Secara rinci, realisasi PMDN mencapai Rp309,9 triliun (50,7 persen) dan realisasi PMA Rp301,7 triliun (49,3 persen).

Baca juga: Bahlil soroti semakin meratanya sebaran investasi Jawa-luar Jawa
Baca juga: BKPM: Realisasi investasi triwulan III 2020 capai Rp209 triliun