Presiden minta Fakultas Kehutanan UGM berinovasi di era disrupsi
23 Oktober 2020 11:56 WIB
Tangkapan layar - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM secara daring, Jumat (23/10/2020). ANTARA/Tangkapan layar Youtube Kehutanan ugm/pri.
Yogyakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo berharap Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) mampu mengembangkan inovasi di era disrupsi untuk memajukan sektor kehutanan di Indonesia.
"Saya yakin Fakultas Kehutanan UGM mampu mengembangkan inovasi-inovasi di era disrupsi sekarang ini, dan membajak disrupsi untuk lompatan kemajuan kehutanan Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM secara daring dan dipantau di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Presiden, ilmu kehutanan selalu menempati posisi sentral dalam mengelola hubungan masyarakat dengan alam, khususnya antara masyarakat dan hutan.
Saat ini, ujar Presiden, Indonesia memasuki era tarik-menarik yang berkepanjangan antara hutan dalam konsep agraris, konsep industrial, dan konsep pascaindustri.
Dalam kenyataannya, lanjut Jokowi, agrarisasi dan industrialisasi berbasis hutan masih merupakan sektor ekonomi yang paling penting.
Baca juga: Presiden minta perusahaan kayu ajak masyarakat menanam
Baca juga: Presiden lihat langsung hutan pinus "instagramable" di Bantul
Namun demikian, menurut dia, konsep agrarisasi dan industrialisasi tersebut sering dikontradiksikan dengan konsep pascaindustri yang cenderung konservasi dan konservatif.
"Dalam kaitan ini saya mengharapkan Fakultas Kehutanan UGM untuk mencarikan titik temu mencarikan jembatan ini tugas untuk dipelajari dan dikembangkan konsep baru ala UGM," kata Jokowi yang juga alumnus Fakultas Kehutanan UGM ini.
Salah satu solusi yang patut diperhitungkan, menurut Presiden, adalah pemanfaatan teknologi digital dengan mengembangkan "precision forestry". Teknologi itu mampu menghitung secara cermat dan tepat dengan penggunaan teknologi digital dan komputasi serta memanfaatkan data analitik dan pengembangan kecerdasan buatan.
"Dengan bantuan teknologi ini semangat gabungan antara penggunaan hutan dalam konsep agraris dan industri tanpa mengorbankan pascaindustri bisa kita kembangkan," tambahnya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Menjadi mahasiswa UGM harus berprestasi
Baca juga: Presiden: hutan Indonesia terluas kesembilan di dunia
"Saya yakin Fakultas Kehutanan UGM mampu mengembangkan inovasi-inovasi di era disrupsi sekarang ini, dan membajak disrupsi untuk lompatan kemajuan kehutanan Indonesia," kata Presiden Jokowi dalam Rapat Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-57 Fakultas Kehutanan UGM secara daring dan dipantau di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Presiden, ilmu kehutanan selalu menempati posisi sentral dalam mengelola hubungan masyarakat dengan alam, khususnya antara masyarakat dan hutan.
Saat ini, ujar Presiden, Indonesia memasuki era tarik-menarik yang berkepanjangan antara hutan dalam konsep agraris, konsep industrial, dan konsep pascaindustri.
Dalam kenyataannya, lanjut Jokowi, agrarisasi dan industrialisasi berbasis hutan masih merupakan sektor ekonomi yang paling penting.
Baca juga: Presiden minta perusahaan kayu ajak masyarakat menanam
Baca juga: Presiden lihat langsung hutan pinus "instagramable" di Bantul
Namun demikian, menurut dia, konsep agrarisasi dan industrialisasi tersebut sering dikontradiksikan dengan konsep pascaindustri yang cenderung konservasi dan konservatif.
"Dalam kaitan ini saya mengharapkan Fakultas Kehutanan UGM untuk mencarikan titik temu mencarikan jembatan ini tugas untuk dipelajari dan dikembangkan konsep baru ala UGM," kata Jokowi yang juga alumnus Fakultas Kehutanan UGM ini.
Salah satu solusi yang patut diperhitungkan, menurut Presiden, adalah pemanfaatan teknologi digital dengan mengembangkan "precision forestry". Teknologi itu mampu menghitung secara cermat dan tepat dengan penggunaan teknologi digital dan komputasi serta memanfaatkan data analitik dan pengembangan kecerdasan buatan.
"Dengan bantuan teknologi ini semangat gabungan antara penggunaan hutan dalam konsep agraris dan industri tanpa mengorbankan pascaindustri bisa kita kembangkan," tambahnya.
Baca juga: Presiden Jokowi: Menjadi mahasiswa UGM harus berprestasi
Baca juga: Presiden: hutan Indonesia terluas kesembilan di dunia
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020
Tags: