Wagub DKI sebut pompa diandalkan hadapi banjir di seluruh dunia
22 Oktober 2020 22:31 WIB
Pasukan biru dari Sudin SDA Kebayoran Lama mengoperasikan pompa portabel untuk menyedot air genangan di pemukiman warga Jalan Loka Permai RT 010/RW 006 Kelurahan Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Minggu (18/1/2020) (ANTARA/HO-Sudin SDA Jakarta Selatan) (ANTARA/HO-Sudin SDA Jakarta Sela)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut penggunaan pompa penyedot air yang digunakan Jakarta dalam menghadapi banjir tiap musim hujan, juga diandalkan di seluruh negara dunia dengan persoalan yang sama.
"Di dunia ini di semua negara-negara yang mengalami banjir ya pasti salah satunya mengandalkan pompa, selain program program lainnya," kata Riza di Jakarta, Kamis.
Karena selalu pompa begitu diandalkan dalam hal penanganan banjir Jakarta, politisi Gerindra ini mengatakan setiap tahun pemprov selalu menambah jumlah pompa yang akan disebar di Jakarta.
"Ya kalau terkait pompa itu, selalu ada perbaikan atau revitalisasi. Selalu ada juga yang baru," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) pompa yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta sejauh ini mencapai 712 unit. Ada tiga jenis pompa yang dimiliki yakni yaitu Pompa Stasioner, Pompa Portabel dan Pompa Apung.
Untuk pompa Stasioner jumlahnya mencapai 487 unit yang dipasang di 178 lokasi rawan banjir. Sementara pompa portabel sudah tersedia sebanyak 160 unit. Pompa portabel milik Pemda DKI punya kapasitas 400 liter per detik.
Lalu untuk pompa apung sebanyak 65 unit yang telah disebar ke lima wilayah DKI Jakarta dan masing-masing wilayah mendapatkan 13 unit.
Walau begitu, Riza masih mengeluhkan kalau jumlah pompa ini masih kurang dan belum memadai untuk menangani banjir Ibu Kota.
"Kalau bicara pompa di Jakarta ini, sekalipun kita punya pompa dalam jumlah yang banyak, ya jumlahnya masih kurang. Setiap tahun kita selalu menambah pompa," ucapnya.
Sejauh ini, pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menggarap sejumlah proyek untuk mencegah banjir di Jakarta, salah satunya adalah pengerukan sedimen lumpur di sungai (grebek lumpur) serta pembuatan sumur resapan.
Baca juga: DKI pilih-pilih dalam gusur warga bantaran kali untuk atasi banjir
Baca juga: Anies berharap camat dan lurah di Jakarta punya alat ukur hujan
"Di dunia ini di semua negara-negara yang mengalami banjir ya pasti salah satunya mengandalkan pompa, selain program program lainnya," kata Riza di Jakarta, Kamis.
Karena selalu pompa begitu diandalkan dalam hal penanganan banjir Jakarta, politisi Gerindra ini mengatakan setiap tahun pemprov selalu menambah jumlah pompa yang akan disebar di Jakarta.
"Ya kalau terkait pompa itu, selalu ada perbaikan atau revitalisasi. Selalu ada juga yang baru," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Sumber Daya Air (SDA) pompa yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta sejauh ini mencapai 712 unit. Ada tiga jenis pompa yang dimiliki yakni yaitu Pompa Stasioner, Pompa Portabel dan Pompa Apung.
Untuk pompa Stasioner jumlahnya mencapai 487 unit yang dipasang di 178 lokasi rawan banjir. Sementara pompa portabel sudah tersedia sebanyak 160 unit. Pompa portabel milik Pemda DKI punya kapasitas 400 liter per detik.
Lalu untuk pompa apung sebanyak 65 unit yang telah disebar ke lima wilayah DKI Jakarta dan masing-masing wilayah mendapatkan 13 unit.
Walau begitu, Riza masih mengeluhkan kalau jumlah pompa ini masih kurang dan belum memadai untuk menangani banjir Ibu Kota.
"Kalau bicara pompa di Jakarta ini, sekalipun kita punya pompa dalam jumlah yang banyak, ya jumlahnya masih kurang. Setiap tahun kita selalu menambah pompa," ucapnya.
Sejauh ini, pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang menggarap sejumlah proyek untuk mencegah banjir di Jakarta, salah satunya adalah pengerukan sedimen lumpur di sungai (grebek lumpur) serta pembuatan sumur resapan.
Baca juga: DKI pilih-pilih dalam gusur warga bantaran kali untuk atasi banjir
Baca juga: Anies berharap camat dan lurah di Jakarta punya alat ukur hujan
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2020
Tags: