Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis Indonesia Indria Laksmi Gamayanti mengatakan pandemi COVID-19 di Tanah Air yang sudah berlangsung sejak tujuh bulan yang lalu turut mempengaruhi psikologi keluarga.

"Lingkup penyebaran COVID-19 semakin mengerucut dan menyentuh tingkatan terkecil di masyarakat yakni keluarga. Itu mempengaruhi psikologi keluarga," ujar Indria dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan kondisi yang penuh ketidakpastian tersebut meningkatkan rasa cemas hingga ketakutan yang berlebihan. Hal itu mengubah gaya hidup dan juga risiko kesehatan.

Baca juga: Psikolog: Support system bantu proses kesembuhan pasien COVID-19

Data yang dihimpun oleh pihaknya, terdapat sebanyak 14.619 individu baik dewasa dan anak-anak yang dilaporkan telah mengakses layanan psikolog klinis.

Kemudian, sebanyak 57,6 persen masyarakat Indonesia melakukan pemeriksaan mandiri yang didukung oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia.

"Mereka ini melakukan swaperiksa ini teridentifikasi memiliki gejala depresi akibat pandemi," terang dia.

Indria menambahkan ada empat masalah psikologis yang paling banyak dialami masyarakat saat pandemi yakni kesulitan belajar, kecemasan, stres, dan gangguan mood (depresi karena takut tertular COVID-19).

Dia menyarankan masyarakat yang mengalami gangguan psikologis untuk berinteraksi dengan orang terdekat yang bisa dipercaya dalam mengutarakan perasaan. Sehingga beban yang ada di dalam diri menjadi lebih ringan.

Baca juga: Psikolog sarankan 3K untuk bantu lawan COVID-19

Presiden Direktur PT AIA Financial (AIA), Sainthan Satyamoorthy, mengatakan pihaknya membuat program Share The Love yakni perlindungan jiwa dengan konsep but one get one.

"Hal ini sejalan dengan komitmen kami membantu jutaan keluarga di Indonesia hidup lebih sehat, lebih lama, lebih baik," kata Sainthan.

Melalui produk itu diharapkan dapat mendorong peningkatan inklusi serta literasi keuangan di Indonesia.

"Kesadaran masyarakat akan pentingnya asuransi semakin meningkat saat pandemi ini. Untuk itu perlu inovasi yang optimal agar asuransi dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat Indonesia," kata Sainthan lagi.

Baca juga: Psikolog: Pandemi COVID-19 bikin warga jenuh tapi harus tetap waspada
Baca juga: Jumlah konsultasi ke psikolog di telemedis melonjak saat pandemi