Kudus (ANTARA News) - Kampanye perubahan iklim "Earth Hour" kurang mendapat tanggapan warga Kabupaten Kudus, Jawa Tengah karena banyak warga yang tidak mematikan lampu pada pukul 20.30 WIB hingga 21.30 WIB dengan alasan tidak tahu.

Arianti (30), salah seorang warga Desa Gondangmanis, Kecamatan Bae, Minggu, mengaku tidak tahu ada kampanye "Earth Hour" sehingga dia tidak mematikan lampu selama satu jam Sabtu malam kemarin.

"Kalau ada imbauan dari pemerintah mungkin banyak warga yang akan mengikutinya," ujarnya.

Pernyataan senada diungkapkan warga Desa Kaliputu, Kecamatan Kota, Soni, yang mengatakan tidak begitu memahami kampanye itu.

"Sebagian warga di desa kami tetap menyalakan lampu seperti biasanya," ujarnya.

Ia beranggapan kampanye tersebut tidak mendapatkan respons dari masyarakat karena minimnya sosialisasi.

Meskipun sebagian besar masyarakat di kota ini tidak mengikutinya, salah satu perusahaan kertas terbesar di tingkat lokal Kudus dan regional, yakni PT Pura Group Kudus ikut menyemarakkan kampanye tersebut.

Menurut staf Humas PT Pura Group, Hamidin, perusahaannya itu ikut mendukung "Earth Hour" dengan memadamkan lampu seluruh unit produksinya.

"Lampu yang dipadamkan, meliputi lampu penerangan, taman, dekorasi, dan lampu-lampu hias lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan produksi," ujarnya.

Khusus lampu yang digunakan untuk kegiatan produksi, kata dia, tetap menyala.

Manajer UPJ PT PLN Kudus, Ahmad Mustaqfirin, mengaku, tidak mempunyai data jumlah pelanggan yang mematikan lampu pada kampanye "Earth Hour".

"Apalagi, kampanye tersebut bukan program resmi dari PLN," ujarnya.

KR-AN/D007/AR09