Kendari bangun kolam retensi antisipasi bencana hidrometeorologi
22 Oktober 2020 00:09 WIB
Kolam retensi Sungai Wanggu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Kolam retensi yang dibangun Balai Wilayah Sungai IV Kendari ini diperkirakan dapat mereduksi banjir hingga mencapai 66 persen dari prediksi banjir seluas 2.500 hektare. (ANTARA/Harianto)
Kendari (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) bekerjasama dengan Balai Wilayah Sungai IV Kendari membangun kolam retensi untuk mengantisipasi potensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir ketika musim penghujan tiba, khususnya di kawasan bantaran Sungai Wanggu di kota ini.
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan dengan dibangun kolam retensi atau waduk di kawasan bantaran Sungai Wanggu, maka dapat mereduksi banjir hingga mencapai 70 persen ketika musim penghujan.
"Kolam retensi yang dibangun progresnya mencapai 80 persen. Ini sebagai upaya mencegah terjadinya banjir, yang dibangun di Kota Kendari dalam dua bentuk, yakni hulu dan hilir," kata Sulkarnain, di Kendari, Rabu.
Ia memberikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari atas progres pembangunan kolam retensi saat ini telah mencapai 80 persen. Ia juga berharap progres pengerjaannya segera rampung di akhir tahun 2020.
Selain membangun kolam retensi, Pemkot Kendari juga membangun talut, salah satunya di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari, untuk mencegah atau mengantisipasi terjadinya tanah longsor jika musim penghujan.
"Alhamdulillah, berkat dana alokasi umum tambahan tahun ini, pembangunan talut bisa kita laksanakan. Ini penting karena bisa mencegah terjadinya tanah longsor. Terlebih jika kawasan Kampung Salo diguyur hujan," kata Sulkarnain.
Sulkarnain mengungkapkan, warga Kampung Salo khususnya yang berdomisili RT 003/RW 001 sangat rentan terkena tanah longsor, karena rata-rata permukiman masyarakat berada di tebing perbukitan, sehingga rawan terjadi longsor di musim penghujan tiba.
"Mereka (warga) pasti dilanda kecemasan saat hujan turun. Hal inilah yang kemudian mendorong kami pemerintah untuk membangun talut, berhubung DAU tambahan dari pemerintah pusat masih ada," ujarnya pula.
Sulkarnain berharap, dengan terbangun talut di kawasan tersebut, dapat mengurangi potensi tanah longsor serta bisa membuat nyaman warga yang bermukim di sekitar tebing di daerah itu.
Selain di RT 003/RW 001, pembangunan talut juga dilaksanakan di RT 003/RW 002, RT 001, RW 003, dan RT 002/RW 004. Total anggaran pembangunannya sebesar Rp126 juta, dan dikerjakan masyarakat setempat yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Karya Sakti Kampung Salo.
Sebelumnya, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia menyampaikan bahwa progres pengerjaan kolam retensi Kali Wanggu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 80 persen.
Bob Arthur juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan simulasi banjir di Kota Kendari. Menurutnya, jika tidak dilakukan upaya pengendalian banjir di kawasan Sungai Wanggu, maka bisa terjadi banjir dengan luas 2.500 hektare yang terjadi di sepanjang bantaran sungai tersebut.
"Namun kalau tanggul-tanggul yang ada di Sungai Wanggu ini dan ada anak-anak sungainya kita kerjakan, potensi banjir akan menjadi kecil, menjadi 681 hektare, atau sekitar 66 persen direduksinya," ujar Bob Arthur.
Selain membangun kolam retensi Sungai Wanggu, pihak Direktorat SDA Kementerian PUPR juga akan membangun kolam retensi Baruga dengan daya tampung dua juta setengah meter kubik, dengan alokasi anggaran masuk di tahun 2021.
Baca juga: BPJN XXI Kendari pastikan jembatan rusak akibat banjir segera teratasi
Baca juga: FKPPI Kendari bantu logistik korban banjir Konawe Utara
Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengatakan dengan dibangun kolam retensi atau waduk di kawasan bantaran Sungai Wanggu, maka dapat mereduksi banjir hingga mencapai 70 persen ketika musim penghujan.
"Kolam retensi yang dibangun progresnya mencapai 80 persen. Ini sebagai upaya mencegah terjadinya banjir, yang dibangun di Kota Kendari dalam dua bentuk, yakni hulu dan hilir," kata Sulkarnain, di Kendari, Rabu.
Ia memberikan apresiasi kepada Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Kendari atas progres pembangunan kolam retensi saat ini telah mencapai 80 persen. Ia juga berharap progres pengerjaannya segera rampung di akhir tahun 2020.
Selain membangun kolam retensi, Pemkot Kendari juga membangun talut, salah satunya di Kelurahan Kampung Salo, Kecamatan Kendari, untuk mencegah atau mengantisipasi terjadinya tanah longsor jika musim penghujan.
"Alhamdulillah, berkat dana alokasi umum tambahan tahun ini, pembangunan talut bisa kita laksanakan. Ini penting karena bisa mencegah terjadinya tanah longsor. Terlebih jika kawasan Kampung Salo diguyur hujan," kata Sulkarnain.
Sulkarnain mengungkapkan, warga Kampung Salo khususnya yang berdomisili RT 003/RW 001 sangat rentan terkena tanah longsor, karena rata-rata permukiman masyarakat berada di tebing perbukitan, sehingga rawan terjadi longsor di musim penghujan tiba.
"Mereka (warga) pasti dilanda kecemasan saat hujan turun. Hal inilah yang kemudian mendorong kami pemerintah untuk membangun talut, berhubung DAU tambahan dari pemerintah pusat masih ada," ujarnya pula.
Sulkarnain berharap, dengan terbangun talut di kawasan tersebut, dapat mengurangi potensi tanah longsor serta bisa membuat nyaman warga yang bermukim di sekitar tebing di daerah itu.
Selain di RT 003/RW 001, pembangunan talut juga dilaksanakan di RT 003/RW 002, RT 001, RW 003, dan RT 002/RW 004. Total anggaran pembangunannya sebesar Rp126 juta, dan dikerjakan masyarakat setempat yang tergabung dalam Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Karya Sakti Kampung Salo.
Sebelumnya, Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia menyampaikan bahwa progres pengerjaan kolam retensi Kali Wanggu di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) mencapai 80 persen.
Bob Arthur juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan simulasi banjir di Kota Kendari. Menurutnya, jika tidak dilakukan upaya pengendalian banjir di kawasan Sungai Wanggu, maka bisa terjadi banjir dengan luas 2.500 hektare yang terjadi di sepanjang bantaran sungai tersebut.
"Namun kalau tanggul-tanggul yang ada di Sungai Wanggu ini dan ada anak-anak sungainya kita kerjakan, potensi banjir akan menjadi kecil, menjadi 681 hektare, atau sekitar 66 persen direduksinya," ujar Bob Arthur.
Selain membangun kolam retensi Sungai Wanggu, pihak Direktorat SDA Kementerian PUPR juga akan membangun kolam retensi Baruga dengan daya tampung dua juta setengah meter kubik, dengan alokasi anggaran masuk di tahun 2021.
Baca juga: BPJN XXI Kendari pastikan jembatan rusak akibat banjir segera teratasi
Baca juga: FKPPI Kendari bantu logistik korban banjir Konawe Utara
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2020
Tags: