Karawang (ANTARANews) - Petani di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menderita kerugian Rp3 miliar lebih akibat banjir yang terus meluas dan kini telah mengakibatkan kerusakan pada 961 hektare persawahan di tujuh kecamatan daerah itu.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Nahrowi M. Nur, di Karawang, Jumat, mengatakan, lahan sawah yang terendam air itu kemungkinan besar puso akibat tiga hari lebih terendam.

"Dengan produksi rata-rata enam ton gabah kering panen kerugian yang diderita petani cukup besar, apalagi petani kebanyakan memiliki lahan relatif kecil," ujarnya.

Banjir diharapkan tidak memengaruhi target produksi padi daerah itu pada 2010, bila aliran air dari Waduk Jatiluhur ke Sungai Citarum bisa secepatnya dikendalikan.

Target produksi gabah kering panen (GKP) pada 2010 sebesar 1,37 juta dari luas persawahan 94.311 hektare. "Kita masih punya waktu cukup panjang untuk mengejar target produksi tersebut," katanya.

Luas areal sawah yang terendam banjir hingga kini terus bertambah, dari 900 hektare pada Kamis (25/3) menjadi 961 hektare.

Penambahan areal persawahan yang baru terkena banjir ada di Kecamatan Teluk Jambe Barat, Teluk Jambe Timur dan Pakisjaya.

Petani yang menderita kerugian itu akan diusahakan agar bisa mendapatkan bantuan benih yang sumber dananya akan dicarikan dari pos tertentu. Bantuan benih diharapkan juga datang dari Provinsi Jawa Barat dan Deptan.

Seorang petani di Pakisjaya, Karawang di tempat pengungsian, Hariri (26), mengatakan, padinya yang sudah berumur 80 hari terpaksa dipanen lebih awal akibat banjir.

Ia memiliki lahan persawahan seluas 2.000 meter persegi dengan hasil panen 1,35 ton GKP namun dengan percepatan hasil panen hanya 900 kg.

"Bulir padi belum optimal juga ada yang hampa dan busuk. Dengan hasil panen segitu tidak mampu menutupi biaya produksi," ujarnya.

Padi yang dipanen lebih awal itu menjadikan harga jual juga rendah. "Saya tidak tahu lagi bagaimana untuk menanam selanjutnya. Hasil panen sekarang tidak cukup menutupi hutang kebutuhan hidup dan pembelian pupuk," ujarnya.

Ia berharap pemerintah daerah bisa membantu petani baik berupa benih maupun pupuk agar mereka bisa kembali menanam komoditas strategis itu.
(T.M027/S022/P003)